Senin, 10 Maret 2008

Permainan Tanda Dalam Kehidupan

“Saya tidak percaya akan kebetulan” kalimat yang jelas dan lugas itu keluar dari mulut kak syam saat memberikan materi semiotika visual dalam IHT, In House Training kemarin (hari jum’at sebenarnya). “Setiap orang menggunakan tanda dalam mewakili apa yang ada di dalam pikiran dan hatinya setiap harinya. Warna kaos yang kita pakai adalah pilihan tanda-tada, tidak sembarang menentukan warna baju yang akan kita pakai hari ini. Tidak ada kebetulan disitu” lanjutnya lagi. kak syam adalah salah seorang dosen komunikasi yang menyelesaikan studi S2 diluar negeri dalam bidang kajian filosofi. Tak heran gelar M.Phil melekat di namanya. Drs. Syamsuddin Aziz, M.Phil.

Dengan mengaitkan persoalan warna baju yang dipakai peserta pada waktu itu dengan materi yang dibawakannya, membuka sedikit demi sedikit kejelasan terhadap materi yang mungkin terasa berat bagi sebagian besar peserta in house training ini.

Salah seorang peserta berbisik kepadaku, “semiotika itu apa sih?” “Ilmu tentang tanda,” jawabku singkat. “perhatikan saja penjelasan kak syam, kau akan mengerti”

Pemaparan yang dilakukan kak syam mengenai semiotika dalam bentuk power point yang canggih disertai contoh nyata di dalam film naga bonar pada setiap scene yang menggambarkan pengertian-pengertian dari symbol, ikon dan index sangat mengena dengan baik. “macintosh, adalah simbol kemewahan yang coba di ungkapkan sutradara. Orang yang menggunakannya (dalam hal ini wulan guritmo) dicitrakan sebagai orang yang berkelas” tandas kak syam. “mengapa sang sutradara tidak menggunakan Ibm, toshiba, hp atau aksio?. Karena simbol kemewahan yang disepakati universal telah diwakili oleh apple, macitosh” sambungnya.

Dalam kehidupan, menyimpan berbagai macam tanda-tanda semiotik terkadang kita tidak menyadari itu. Bahkan Norman, anak kak syam paling kecil yang sempat ikut dengannya turut pula memberikan tanda semiotik bagi kak syam. “lihat anak saya, dia memberikan index bosan dan kesedihan, dengan menangis. Sedangkan kakaknya itu sudah terlatih. adiknya masih pemula untuk hal-hal seperti ini.” Katanya sambil tersenyum, peserta IHT tertawa berderai.


Tidak ada komentar: