Rabu, 14 Mei 2008

Tiga Kepulangan (revisi)

Pernahkah kau mendengar kata pulang?

Hari ini dua manusia yang meneguhkanku di kampus ini sedang pulang.

Yang pertama adalah yang menemaniku sejak masa-masa kami memanggil sebagian besar orang di kampus dengan sebutan “kak” (diluar dosen dan pegawai kampus). Dan hingga kini ketika sebutan itu akrab denganku dan lebih ditujukan kepadaku, dia masih saja setia menemani. Entah oleh sebab apa kami berdua belum beranjak dari kampus ini, tapi seakan ada perjanjian (ah, tidak patut disebut perjanjian) yang tidak tertulis, ataukah ini hanya alasan untuk menutupi kenyataan sebenarnya bahwa kami sangat dekat dengan kebodohan. Yah… otak ku memang paspas-an terbukti dengan “kejatuhanku” di jurusan dan fakultas ‘buangan” UMPTN 7 tahun silam. Tapi bagiku sepanjang tahun itu hingga kini tak membuatku membenci jurusanku ini. Justru sebaliknya, cinta dan rindu menjadi satu didalamnya.lingkungan dan orang-orang sekeliling yang membuat ku selalu merasa kuat dan berarti dimana saja. Terkhusus temanku yang satu ini. Hingga kemarin salah seorang anggota 9 naga bertemu denganku di jalan, mengabarkan bahwa aku ditunggu olehnya di pondokan. Pasti ada sesuatu, pikirku. Betul saja setelah ku tiba di pondokan, berita dari kampung pagi ini baru saja diterimanya. Nenek yang mengasuhnya sejak kecil sementara sakit keras. Aku sempat melihat nenek itu ketika beberapa waktu lalu ke rumahnya untuk mengantarkan gitar. Nenek itu memang telah tua serta rapuh tapi masih kuat untuk mengerjakan pekerjaan rumah seperti memasak, mengambil air di sumur dan beberapa pekerjaan lainnya yang sejak subuh ketika malas dan mengantuk masih menguasai, nenek itu sudah bangun menyiapkan air panas dan sarapan untuk kami.

Keputusan untuk pulang diambilnya setelah beberapa pertimbangan, dan malam ini kudapati kepastiannya. Dia pulang diantar seorang teman yang terbilang sangat unik di komunitas kami. Entah untuk berapa lama kepulangannya tapi yang pasti dia tak ingin berlarut dalam kesedihan sebab ada tugas yang harus diselesaikan dalam waktu dekat ini.

Seseorang lainnya yang juga pulang kali ini merupakan “dewi”. Aku tidak muluk-muluk menyebutnya demikian. Setelah kemarin dia telah melakukan langkah pertamanya menuju pencapaian impiannya, kini dia butuh untuk beristirahat sejenak dan berdo’a. Dari langkahnya kemarin ku tahu ada rindu yang menyergapnya. Rindu yang datang dari lubuk hati mengingatkan kembali bahwa ada sosok yang pernah melahirkan dan merawat serta mengajarkan kepada kita sejak dari kecil yang tak tahu apa-apa sampai sekarang telah menjadikannya seperti dewi, Inspirasi bagi gerak dan pikiran. Namun sosok itu sedang terbaring lemah sehingga sang dewi memutuskan untuk pulang dan merawatnya. Dari Matanya yang sembab ku tahu keadaannya serius.

Inilah sebenarnya yang tak boleh kita lupakan, setelah sebuah perjalanan yang panjang dan melelahkan untuk mencapai tujuan tertentu, entah apakah tujuan itu sudah tercapai atau belum, kita butuh untuk pulang.

Pulang kembali ke suatu tempat, dimana tempat itu akan membuatmu jauh dari semua beban yang ada sehingga tentram dan damai menjadi teman disana.

Dan hari ini aku juga pulang, Ke Pondokan.



"semoga orang yang kalian sayangi cepat sembuh ya......"



Tidak ada komentar: