Sabtu, 14 Mei 2011

Koprol, antara ketulusan dan menjilat

Kalau kau pernah mendengar pepatah yang mengatakan bahwa dimana bumi dipijak, disitu langit harus dijunjung, maka seyogyanya kita bisa mulai menyesuaikan dengan keadaan yang ada. Setiap tempat mempunyai adat dan kebiasaan yang berbeda, begitu pula dengan istilah. Kebetulan kepopuleran juga mempengaruhi keberadaan adat, kebiasaan bahkan istilah tersebut.

Beberapa waktu belakangan ini, jika kau menonton televisi dengan sosok briptu norman yang sering muncul di layar kaca, maka di gorontalo, kampung halaman anggota brimob tersebut, sebuah istilah menarik juga muncul. Orang gorontalo menyebutnya "Koprol". Koprol disini bukanlah salah satu gerakan dalam pelajaran olahraga yang kita dapat di sekolah. Koprol yang kumaksud juga bukan salah satu alamat situs jejaring sosial buatan orang indonesia yang telah diakuisisi oleh perusahaan besar penyedia email yahoo.com tahun lalu. Koprol kali ini merupakan sebuah istilah yang disematkan kepada seseorang yang melakukan sesuatu dengan tujuan diperhatikan, sehingga orang yang memperhatikan tersebut memberikan imbalan atau setidaknya merasa tersanjung atas perbuatan orang yang berkoprol tadi. Kalau diperhatikan, koprol lebih menjurus kepada istilah bahasa indonesia : menjilat (ini menurutku saja). Tetapi sekali lagi, istilah ini hanya berlaku di daratan gorontalo. Entah untuk daerah lain mempunyai istilah berbeda untuk keadaan serupa saya tidak tahu.

Menurut beberapa orang yang kutemui, istilah koprol muncul sejak pertengahan tahun 2008, penggunaan istilah ini dipopulerkan atau tepatnya terpopulerkan secara tidak sengaja dan mengalir begitu saja dikalangan masyarakat Gorontalo.

Jjika hari ini kau pernah berpapasan dan mendengar kata "koprol" yang mungkin ditujukan kepadamu, maka hati-hatilah, bisa jadi itu merupakan cibiran sekaligus sindiran bagimu tentang apa yang telah kau kerjakaan atau katakan, padahal mungkin tidak ada maksud dari dirimu untuk mengharapkan imbalan atau jasa.

Ah, entah mungkin benar atau tidak, tapi sepertinya susah untuk berbuat di tengah-tengah keadaan yang tidak memungkinkan. Jika berniat, maka niatkanlah dengan tulus sampai pada tahap perbuatan.





sumber-sumber :
- survei kecil-kecilan
- http://www.tempointeraktif.com/hg/it/2010/05/25/brk,20100525-250358,id.html
- http://bayu.blitar.org/wp-content/uploads/2010/08/Koprol.jpg

Tidak ada komentar: