Sore tadi, saya bersama dadi dan sosank menggotong komputer milik dadi bersama speaker dan monitornya menuju kamar patang. Karena alasan akan pindah dan belum tahu akan kemana, dadi akan menitipkan barang-barangnya untuk sementara di kamarnya patang. Biaya kos di kamarnya untuk tahun ini naik lagi, sehingga membuat dadi enggan untuk berlama-lama lagi di kamarnya yang baru ditempatinya selama setahun ini.
Ketika baru saja akan sampai di kamar patang, terlihat debra dan patang duduk di teras pondokan lantai bawah sedang asyik membersihkan buku-buku pemberian dari kak syam yang akan berangkat ke australia untuk sekolah doktornya. Buku-buku tersebut sebagian besar berbahasa inggris. terdapat pula novel dan beberapa jurnal di dalamnya. Saya dan patang mengambilnya ketika seminggu lalu mengantarkan undangan untuk ujian meja di rumah kak syam.
Senyum khas debra dan patang mengembang ketika melihat kami datang. Ternyata disitu telah ada pula were dan ka ucu yang sedang membalik-balik buku dari kak syam. Tidak berapa lama patang mempersilahkan untuk masuk ke kamar mencicipi sesuatu yang debra bawa dari rumahnya. Coklat!!! itu pasti. Ada debra, maka ada coklat. Kali ini dalam ukuran besar dan diletakkan dalam piring yan besar pula. kami semua mencobanya dengan perasaan puas dan rasa tambah. Debra hanya tersenyum-senyum saja ketika were memuji kelezatan coklatnya. Sayang dwi sedang pulang kampung. jadi tidak ada suara cempreng yang akan menanyakan resep dan komposisi dalam coklat tersebut. Saya lihat ada campuran warna putihnya dan seperti terasa kenyal seperti agar-agar. Yang jelas satu gigitan saja, akan meminta gigitan berikutnya sehingga dalam sekejap satu potong kue coklat seukuran 3 jari itu bisa habis dan saya yakin akan minta tambah lagi.
Sore semakin menjelang, ketika saya pergi ke kamar mandi, eva memanggilku dengan tergesa-gesa. Rupanya baju dan baskomnya jatuh ke dalam sumur. Bekerja sama dengan eva, kami mengambil kembali baskom yang berisi beberapa baju yang terjatuh ke dalam sumur tadi. Sedikit basah tapi tidak sampai tenggelam. Eva berjanji akan lebih hati-hati sambil berlalu dari hadapanku.
Tidak berapa lama adzan magrib berkumandang. Were dan kak ucu sudah pulang sehabis mencoba coklat tadi. Tinggal dadi, sosank, debra, patang dan saya di kamar ini. Dadi masih sibuk menyiapkan komputernya yang telah dibersihkan untuk dipergunakan main game sebentar malam. Sosank bersiap-siap akan pamit pulang. "terima kasih atas segala yang telah diberikan hari ini, semoga amal ibadah kalian di terima di sisi-Nya amien" layaknya seorang pastur atau kiayi sosank berdiri di pintu mengucapkan kalimat tadi dengan raut muka serius. Dan kami pun tertawa.
Gelap pun menyergap kembali, saya beranjak ke depan.
Ah... besok puasa, ini ramadhan yang ke tujuh.
Dan kami masih disini, mengharap kehadiran-Mu