jikalau suatu hari nanti kau memutuskan untuk pergi, maka pertimbangkanlah beberapa hal dibawah ini,
masih ada teman yang merasa sendirian
masih ada mantan kekasih yang pernah sakit hatinya
masih ada guru yang butuh engkau untuk diketikkan bahan ajarnya karena Beliau tak muda lagi
masih ada sahabat yang tidak grogi lagi di depan pacarnya jika bersamamu
masih ada tukang koran yang selalu menunggumu membukakan pintu setiap pagi untuknya
masih ada perempuan yang belum percaya diri kalau dia bisa masak
masih ada kata cinta yang belum terucapkan meski hatimu tak mau lagi
masih ada tetangga yang jauh selalu kesal sama kakaknya, padahal itu adalah anugerah baginya
masih ada adik yang selalu gusar akan permainanmu dan kawan kawanmu
masih ada kakak yang ragu akan dirinya sendiri
masih ada pelangi yang tidak lagi mewarnai langit disekitarmu
dan masih ada sinar mentari yang tidak menerangi
kalau masih ada itu semua, urungkanlah niatmu itu barang sebentar saja...
Sabtu, 29 Agustus 2009
Jumat, 28 Agustus 2009
Puasa hari ke tujuh, rumah dan sebuah keputusan
Tidak sedikit orang menginginkan rumah, karena disitulah tempat menyimpan segala. Rasa senang sekaligus kecewa. Rindu dan benci juga bisa ditampung. Apalagi persoalan sakit hati dan memendam rasa. Pada rumah semua itu bisa kita timpakan. Dia tidak akan melawan, apalagi sampai meninggalkan kita.
Tetapi terkadang, sering kita meninggalkan rumah. Karena mungkin rumah kita tidak sebagus milik tetangga. Atau mungkin ada debu yang mengakibatkan wajah rumah itu menjadi bahan celaan orang lain terhadap kita.
Maka, diperlukan sebuah pertimbangan yang matang ketika kita akan menutup pintu rumah dan meninggalkannya sendirian atau sekalian saja meratakannya dengan tanah. Semoga keputusan itu benar benar beralasan.
Tetapi terkadang, sering kita meninggalkan rumah. Karena mungkin rumah kita tidak sebagus milik tetangga. Atau mungkin ada debu yang mengakibatkan wajah rumah itu menjadi bahan celaan orang lain terhadap kita.
Maka, diperlukan sebuah pertimbangan yang matang ketika kita akan menutup pintu rumah dan meninggalkannya sendirian atau sekalian saja meratakannya dengan tanah. Semoga keputusan itu benar benar beralasan.
Rabu, 26 Agustus 2009
blogshop membludak..!!!!
tak ada kata terlambat untuk belajar,
baik menulis maupun membaca
ngeblog juga begitu...
(masih mau lanjut, tapi nanti.. masih lapar....)
baik menulis maupun membaca
ngeblog juga begitu...
(masih mau lanjut, tapi nanti.. masih lapar....)
Selasa, 25 Agustus 2009
Puasa hari kelima, dari iblis untuk malaikat
Pernah aku menyarankanmu untuk tetap tegar dan memperhatikan sekeliling. Menyemangatimu agar tak jatuh jika kecewa datang. Pernah pula aku menyuruhmu bersikap begini begitu, “demi kebaikanmu” kataku waktu itu. Ketika melihat untuk kedua kali, aku baru sadar, ternyata itu bukan untukmu, tapi agar kau menganggapku baik, dan didepan orang lain agar terjaga reputasiku sebagai teman sejati.
Kadang itu semua bisa jadi baik menurutku, tapi belum tentu bagimu apalagi orang lain. Tapi celakanya, kau selalu percaya akan diriku dan aku pun terbawa akan posisi seperti itu. Kau terlalu baik, mampu mempercayaiku seperti itu, ketika orang kesayanganku saja tak mampu mempercayaiku.
Sementara aku, terlalu jahat dengan memanfaatkan kesempatan seperti ini berlaku sebagai dewa penyelamat di depan orang lain. Kadang pula engkau terlihat bodoh di depan orang lain karenaku, dan aku hanya menikmati itu semua dengan perasaan yang lapang. Sekali lagi bukan itu tujuanku, tapi entahlah….
Di dalam diri manusia tersimpan potensi baik maupun buruk, orang menyebutnya dalam asosiasi malakat dan iblis. Dan aku yakin, tak sedikitpun engkau memiliki sisi iblis itu.
Kadang itu semua bisa jadi baik menurutku, tapi belum tentu bagimu apalagi orang lain. Tapi celakanya, kau selalu percaya akan diriku dan aku pun terbawa akan posisi seperti itu. Kau terlalu baik, mampu mempercayaiku seperti itu, ketika orang kesayanganku saja tak mampu mempercayaiku.
Sementara aku, terlalu jahat dengan memanfaatkan kesempatan seperti ini berlaku sebagai dewa penyelamat di depan orang lain. Kadang pula engkau terlihat bodoh di depan orang lain karenaku, dan aku hanya menikmati itu semua dengan perasaan yang lapang. Sekali lagi bukan itu tujuanku, tapi entahlah….
Di dalam diri manusia tersimpan potensi baik maupun buruk, orang menyebutnya dalam asosiasi malakat dan iblis. Dan aku yakin, tak sedikitpun engkau memiliki sisi iblis itu.
Dari iblis kepada malaikat
Menulis dan abadilah
Tuhan pernah menulis di dunia ini
DIA menuliskan bumi, langit, laut, udara dan juga dirimu
Di suatu masa Tuhan menakdirkanmu untuk menulis
Ketika kau menulis, pada saat itulah kau membacanya
Karena tulisan adalah bacaan
Kata Kak Yusran Darmawan, Tulisan seperti anakmu sendiri, yang lahir dari rahim pikiran dan perasaan
Maka wajar kalau kau marah ketika anakmu diganggu, atau dipinjam tanpa permisi
Tulisan adalah kemenangan, dia lahir dari pertarunganmu melawan rasa malas yang menghinggapi tangan dan pikiranmu serta hatimu
Rasakanlah setiap tulisan yang pernah lahir itu
Karena menulis adalah pilihan
dan setiap pilihan memiliki konsekuensi
jika ada yang tidak suka, maka itu pun adalah pilihannnya
karena pasti tidak sedikit juga yang tergerak hatinya setelah membaca tulisan itu
mungkin kau akan dianggap payah karena tulisanmu
mungkin kau disebut manja karena curahan hatimu
tapi kau tidak akan diingat sebagai orang yang kalah
kau akan dikenang sebagai pejuang
Pejuang yang pernah setara dengan Shakespare, Hamka, Agatha Christie, JK Rowling, Dewi Lestari, Seno Gumira Ajidarma, Arina, Pramoedya Ananta Toer, bahkan Michael Buble ataupun Didi “element”
“Menulislah”, kata temanku. Agar kau abadi
Yang paling sulit adalah memaafkan
maka beruntunglah mereka yang mampu melalui saat paling sulit itu
DIA menuliskan bumi, langit, laut, udara dan juga dirimu
Di suatu masa Tuhan menakdirkanmu untuk menulis
Ketika kau menulis, pada saat itulah kau membacanya
Karena tulisan adalah bacaan
Kata Kak Yusran Darmawan, Tulisan seperti anakmu sendiri, yang lahir dari rahim pikiran dan perasaan
Maka wajar kalau kau marah ketika anakmu diganggu, atau dipinjam tanpa permisi
Tulisan adalah kemenangan, dia lahir dari pertarunganmu melawan rasa malas yang menghinggapi tangan dan pikiranmu serta hatimu
Rasakanlah setiap tulisan yang pernah lahir itu
Karena menulis adalah pilihan
dan setiap pilihan memiliki konsekuensi
jika ada yang tidak suka, maka itu pun adalah pilihannnya
karena pasti tidak sedikit juga yang tergerak hatinya setelah membaca tulisan itu
mungkin kau akan dianggap payah karena tulisanmu
mungkin kau disebut manja karena curahan hatimu
tapi kau tidak akan diingat sebagai orang yang kalah
kau akan dikenang sebagai pejuang
Pejuang yang pernah setara dengan Shakespare, Hamka, Agatha Christie, JK Rowling, Dewi Lestari, Seno Gumira Ajidarma, Arina, Pramoedya Ananta Toer, bahkan Michael Buble ataupun Didi “element”
“Menulislah”, kata temanku. Agar kau abadi
Yang paling sulit adalah memaafkan
maka beruntunglah mereka yang mampu melalui saat paling sulit itu
Puasa hari keempat, masa akan berganti tetapi semangat itu tetap sama
Dalam setiap rentan waktu ada masa lalu, masa kini dan yang akan datang
Yang lalu kini telah pergi
Yang sekarang tengah berjalan
Dan yang akan datang menyusul kemudian
Namun kadang masih ada masa lalu tertinggal
mereka tak pergi bukan karena tak mau
kecintaan mengalahkan keinginannya untuk pergi
maka tengoklah betapa indahnya ketika masa lalu, masa kini dan masa depan berkumpul dalam satu waktu
Tak ada jarak, meski terkadang kau tak boleh terlalu dekat berdiri karena akan saling berbenturan
atau pun terlalu jauh dalam memandang karena tidak akan saling mengenali
(dari buka puasa pertama kosmik, bersama maba 2009, tapi hm... ada yang lain atau ada yang hilang ?)
Yang lalu kini telah pergi
Yang sekarang tengah berjalan
Dan yang akan datang menyusul kemudian
Namun kadang masih ada masa lalu tertinggal
mereka tak pergi bukan karena tak mau
kecintaan mengalahkan keinginannya untuk pergi
maka tengoklah betapa indahnya ketika masa lalu, masa kini dan masa depan berkumpul dalam satu waktu
Tak ada jarak, meski terkadang kau tak boleh terlalu dekat berdiri karena akan saling berbenturan
atau pun terlalu jauh dalam memandang karena tidak akan saling mengenali
(dari buka puasa pertama kosmik, bersama maba 2009, tapi hm... ada yang lain atau ada yang hilang ?)
Puasa hari ketiga, apa lagi yang kurang ?
Seorang sahabat baru saja datang dari jauh dan menyapamu
Beberapa orang teman mengajakmu makan bersama, walau hanya sebungkus kacang mente yang jumlahnya tidak akan penuh jika ditumpahkan ke dalam sebuah piring makanan anak pondokan
Seorang teman yang terpaut jauh dari usiamu mau menemanimu bernyanyi mulai dari selepas dzhuhur hingga tak terasa waktu buka telah sampai
Seorang teman mau menemanimu menangis untuk hal yang mungkin dia sendiri tak paham apa yang sedang ditangisi
Apalagi yang kurang ? kalau kau punya itu semua
Apalagi yang kurang ? ketika matahari pagi masih bisa terlihat dari sudut matamu, sementara tenggelamnya pada sore hari tidak mungkin kau lewatkan karena tepat berada di depanmu
Apalagi yang kurang ? ketika temanmu seperti keluargamu sendiri
Karena menurut mereka, menjadi keluarga bukan karena satu darah dengannya
Bukan karena kalian harus terlahir dari rahim yang sama atau pernah tinggal di rumah yang sama
Tetapi ketika kesusahan menyapamu, maka mereka juga akan merasakannya seperti dirimu
Apalagi yang kurang ? kalau seseorang yang baru kau kenali selalu mau mendengarkanmu bercerita tentang orang-orang yang mungkin dia sendiri tidak mengenalinya. Selalu bertanya kabarmu, walaupun kau akan membecinya jika kau telah bosan.
Apalagi yang kurang ?
Beberapa orang teman mengajakmu makan bersama, walau hanya sebungkus kacang mente yang jumlahnya tidak akan penuh jika ditumpahkan ke dalam sebuah piring makanan anak pondokan
Seorang teman yang terpaut jauh dari usiamu mau menemanimu bernyanyi mulai dari selepas dzhuhur hingga tak terasa waktu buka telah sampai
Seorang teman mau menemanimu menangis untuk hal yang mungkin dia sendiri tak paham apa yang sedang ditangisi
Apalagi yang kurang ? kalau kau punya itu semua
Apalagi yang kurang ? ketika matahari pagi masih bisa terlihat dari sudut matamu, sementara tenggelamnya pada sore hari tidak mungkin kau lewatkan karena tepat berada di depanmu
Apalagi yang kurang ? ketika temanmu seperti keluargamu sendiri
Karena menurut mereka, menjadi keluarga bukan karena satu darah dengannya
Bukan karena kalian harus terlahir dari rahim yang sama atau pernah tinggal di rumah yang sama
Tetapi ketika kesusahan menyapamu, maka mereka juga akan merasakannya seperti dirimu
Apalagi yang kurang ? kalau seseorang yang baru kau kenali selalu mau mendengarkanmu bercerita tentang orang-orang yang mungkin dia sendiri tidak mengenalinya. Selalu bertanya kabarmu, walaupun kau akan membecinya jika kau telah bosan.
Apalagi yang kurang ?
Minggu, 23 Agustus 2009
Puasa hari kedua, gundah hati
Selepas subuh di puasa hari kedua ini diawali dengan pergi bersama menemani arya belajar nyetir mobil. Bertindak sebagai pengarah adalah kak riza dan kak aidil, sementara saya dan kak yuda dibelakang memberi semangat. Di tengah perjalanan, kak yuda menerima telpon yang entah dari siapa kemudian berujung pada pemberian les privat tentang photoshop kepada orang yang menelpon itu. Jadilah dua pelajaran diajarkan pagi itu, yaitu menyetir mobil dan kursus kilat photoshop. Pelajaran menyetir arya tidak terlalu lama, selanjutnya kami pulang dan tidur lagi hingga siang menyapa.
Sebenarnya panasnya matahari siang tidak terlalu terasa hingga sore menjelang. Sampai waktu buka puasa, saya mendapati kak jun baru pulang dari berolahraga kemudian ia mengajakku berbuka bersama di “pondokan dalam” (sebutan untuk daerah pondokan di belakang workshop teknik unhas). Disana ternyata telah menunggu kak riza, dan kawan-kawan. Kebetulan hadir juga arshanti, cokke, alam serta ari yang baru pulang dari KKN beberapa hari lalu.
Sambil menikmati hidangan buka puasa berupa es buah dalam mangkok kecil, seorang temanku yang duduk didepanku bercerita tentang kegalauan hatinya. Dia rupanya tengah bingung memilih diantara dua sosok yang selalu hadir di setiap jejak langkah hidupnya beberapa waktu ini. Saya pun ikut bingung.
Saya jadi teringat akan sebuah komentar di weblog milik salah seorang sahabatku yang menyukai senja di bulan oktober (tapi rupanya dia sedang menyenangi senja bulan juli juga tahun ini).
Jangan katakan cinta jika kau tidak benar-benar peduli
jangan bicarakan soal perasaan bila itu tidak benar adanya
jangan kau sentuh hidup seseorang bila kau berniat mematahkan hatinya
jangan menatap kedalam mata bila apa yang kau lakukan itu bohong
karena hal terkejam yang bisa dilakukan ialah membuat seseorang jatuh cinta, padahal kau tidak berniat menerimanya saat ia terjtuh.
Temanku itu mulai paham, dan bersiap menentukan langkah-langkah selanjutnya.
Tidak terasa malam pun menjelang. Di tengah adzan magrib yang bersahut-sahutan, kompor kompor gas penjual makanan di kiri dan kanan kami, mulai menyala. Para koki pun mulai beraksi. Dari nasi goreng yang beraneka warna (putih, merah dan cokelat), mi kuah, aneka macam gorengan (bakkara, pisang goreng, ubi goreng) hingga gado-gado. Arshanti tiba-tiba mendekat dan memintaku menemaninya untuk mengantar pulang kak roni, belahan hatinya yang sedang sakit.
Sebenarnya panasnya matahari siang tidak terlalu terasa hingga sore menjelang. Sampai waktu buka puasa, saya mendapati kak jun baru pulang dari berolahraga kemudian ia mengajakku berbuka bersama di “pondokan dalam” (sebutan untuk daerah pondokan di belakang workshop teknik unhas). Disana ternyata telah menunggu kak riza, dan kawan-kawan. Kebetulan hadir juga arshanti, cokke, alam serta ari yang baru pulang dari KKN beberapa hari lalu.
Sambil menikmati hidangan buka puasa berupa es buah dalam mangkok kecil, seorang temanku yang duduk didepanku bercerita tentang kegalauan hatinya. Dia rupanya tengah bingung memilih diantara dua sosok yang selalu hadir di setiap jejak langkah hidupnya beberapa waktu ini. Saya pun ikut bingung.
Saya jadi teringat akan sebuah komentar di weblog milik salah seorang sahabatku yang menyukai senja di bulan oktober (tapi rupanya dia sedang menyenangi senja bulan juli juga tahun ini).
Jangan katakan cinta jika kau tidak benar-benar peduli
jangan bicarakan soal perasaan bila itu tidak benar adanya
jangan kau sentuh hidup seseorang bila kau berniat mematahkan hatinya
jangan menatap kedalam mata bila apa yang kau lakukan itu bohong
karena hal terkejam yang bisa dilakukan ialah membuat seseorang jatuh cinta, padahal kau tidak berniat menerimanya saat ia terjtuh.
Temanku itu mulai paham, dan bersiap menentukan langkah-langkah selanjutnya.
Tidak terasa malam pun menjelang. Di tengah adzan magrib yang bersahut-sahutan, kompor kompor gas penjual makanan di kiri dan kanan kami, mulai menyala. Para koki pun mulai beraksi. Dari nasi goreng yang beraneka warna (putih, merah dan cokelat), mi kuah, aneka macam gorengan (bakkara, pisang goreng, ubi goreng) hingga gado-gado. Arshanti tiba-tiba mendekat dan memintaku menemaninya untuk mengantar pulang kak roni, belahan hatinya yang sedang sakit.
Puasa, hari pertama. Cinta dalam semangat yang tidak habis dimakan waktu
Terik yang menyengat, haus dan lapar menyerang di hari pertama. Menurut sebagian orang, puasa pertama memang sangat berat. Kiranya begitulah yang terjadi. Saya baru ingat beberapa hal sebelum puasa hari pertama ini. Setelah perjalanan dari sengkang kemarin bersama tim Pusat Studi Media Unhas (kak riza, kak yusran, arya, yuda dan aidil) untuk mengambil data-data tentang sutra, kami sahur bersama di BTP tempatnya arya dan selanjutnya tertidur hingga matahari mulai meninggi.
Saya memutuskan untuk bangun dan pulang ke pondokan, selanjutnya mandi dan ke kampus. Entah mengapa selalu ada yang membawa kakiku untuk beranjak kesana. Suasana panas terus terasa hingga memasuki wilayah tugu layar terkembang unhas. Untunglah angin terus bertiup sebagai penyeimbang dan badan ini dapat terus tegak berjalan.
Sesampainya di gedung FISIP, saya langsung naik keatas dan mendapatkan pemandangan yang menakjubkan. Di tengah terik matahari, panas sekali, sangat panas seperti itu, kita mungkin akan menganggap sinting sekitar 20-an anak kosmik yang sedang duduk di depan kantor jurusan ilmu komunikasi pukul 2 siang hari ini. Mereka tetap tenang duduk beralaskan karpet hijau bersandarkan dinding gedung FIS IV mendengarkan pemaparan yang disampaikan kak taro, dan kak cokke dan kakak kakak lainnya tentang bagaimana sosialisasi kosmik terhadap mahasiswa baru nantinya. Sesekali terdengar tawa diantara mereka. Tawa hangat yang tetap terpancar diantara semangat anak anak kosmik ini. Saya sempat melirik sekilas dan mendapati sebagian besar mereka adalah angkatan 2008, seperti rizka, lispa, icha, dewi, aco, lucky, dan si Ade, (gadis pirang yang kuceritakan tempo hari). Ternyata dia sudah balik dari kampung. Ada juga nendeng, opi, icha dari angkatan 2007 dan tentu saja dari angkatan 2006 seperti Irwan sang ketua korps, Ain si ibu sekum, ruztan, asbid rembang, dan kang Himas selaku moderator.
Saya tidak tahu apa yang membuat mereka bisa bertahan dalam semangat seperti itu, yang pasti, ketika sore harinya ketika berbuka bersama kak jun di pinggir danau, saya mendapatkan sesuatu dari situ.
Mulanya Cinta tersusun dari dua elemen. Yaitu memberi dan menerima. Lalu seorang anak kosmik 2008 bernama Mutmainnah (ina, panggilannya) menambahkan elemen ketiga. “ikhlas” katanya. Maka ketika ditambahkan pada dua elemen pertama, akan menjadi : “ikhlas memberi” dan “ikhlas menerima”. Pada akhirnya inilah yang melahirkan elemen keempat, yaitu “mengerti”.
Hal itu pula yang didengar oleh seorang sahabatku yang sedang bimbang karena mungkin merasa bersalah setelah sedikit “memarahi” pujaan hatinya. Ia sebenarnya tidak bermaksud begitu sehingga ketika bertemu denganku setelah berbuka puasa, raut wajahnya masih terlihat gusar meski dalam gelap di pinggir danau
Saya memutuskan untuk bangun dan pulang ke pondokan, selanjutnya mandi dan ke kampus. Entah mengapa selalu ada yang membawa kakiku untuk beranjak kesana. Suasana panas terus terasa hingga memasuki wilayah tugu layar terkembang unhas. Untunglah angin terus bertiup sebagai penyeimbang dan badan ini dapat terus tegak berjalan.
Sesampainya di gedung FISIP, saya langsung naik keatas dan mendapatkan pemandangan yang menakjubkan. Di tengah terik matahari, panas sekali, sangat panas seperti itu, kita mungkin akan menganggap sinting sekitar 20-an anak kosmik yang sedang duduk di depan kantor jurusan ilmu komunikasi pukul 2 siang hari ini. Mereka tetap tenang duduk beralaskan karpet hijau bersandarkan dinding gedung FIS IV mendengarkan pemaparan yang disampaikan kak taro, dan kak cokke dan kakak kakak lainnya tentang bagaimana sosialisasi kosmik terhadap mahasiswa baru nantinya. Sesekali terdengar tawa diantara mereka. Tawa hangat yang tetap terpancar diantara semangat anak anak kosmik ini. Saya sempat melirik sekilas dan mendapati sebagian besar mereka adalah angkatan 2008, seperti rizka, lispa, icha, dewi, aco, lucky, dan si Ade, (gadis pirang yang kuceritakan tempo hari). Ternyata dia sudah balik dari kampung. Ada juga nendeng, opi, icha dari angkatan 2007 dan tentu saja dari angkatan 2006 seperti Irwan sang ketua korps, Ain si ibu sekum, ruztan, asbid rembang, dan kang Himas selaku moderator.
Saya tidak tahu apa yang membuat mereka bisa bertahan dalam semangat seperti itu, yang pasti, ketika sore harinya ketika berbuka bersama kak jun di pinggir danau, saya mendapatkan sesuatu dari situ.
Mulanya Cinta tersusun dari dua elemen. Yaitu memberi dan menerima. Lalu seorang anak kosmik 2008 bernama Mutmainnah (ina, panggilannya) menambahkan elemen ketiga. “ikhlas” katanya. Maka ketika ditambahkan pada dua elemen pertama, akan menjadi : “ikhlas memberi” dan “ikhlas menerima”. Pada akhirnya inilah yang melahirkan elemen keempat, yaitu “mengerti”.
Hal itu pula yang didengar oleh seorang sahabatku yang sedang bimbang karena mungkin merasa bersalah setelah sedikit “memarahi” pujaan hatinya. Ia sebenarnya tidak bermaksud begitu sehingga ketika bertemu denganku setelah berbuka puasa, raut wajahnya masih terlihat gusar meski dalam gelap di pinggir danau
Sabtu, 22 Agustus 2009
dan ramadhan pun singgah lagi
Kalau ada saat menjengkelkan yang sering singgah dan tidak bosan kita menunggunya, maka itu adalah ramadhan. Menjengkelkan ? karena dalam terik matahari menyengat kita tidak dapat segera minum untuk menyegarkan kembali dahaga. Perut lapar ? maka kita harus puas menanti tenggelamnya matahari sore nanti. Tapi tak apalah...hitung hitung latihan dan mengistirahatkan pencernaan yang selalu bekerja sepanjang tahun ini.
Dalam setiap ramadhan menyapa, tidak dapat dipungkiri ada suasana baru terasa. Apapun itu...
Dalam setiap ramadhan menyapa, tidak dapat dipungkiri ada suasana baru terasa. Apapun itu...
Selasa, 18 Agustus 2009
bukan untuk siapa siapa...
Realistis...kalo boleh kuusulkan padamu, sikap itu dimulai dengan menerima apa yang ada di depanmu. Kenangan bisa menjadi sebuah musuh yang mana kita tidak ingin berhenti untuk berhadapan dengannya. Karena seperti katamu, dia seperti tato, yang akan menyakitkan jika dihapuskan.
Kini tengoklah kiri dan kananmu, kau tidak kecil lagi, kau adalah elang remaja yang siap terbang menerkam angkasa masa depan (maaf jadinya elang, karena tajam matamu mengingatkanku padanya) Dan agar terbangmu nanti tidak goyah, ketetapan hatimu diperlukan. Tentu saja juga keikhlasan dalam melepas segala kenangan itu.
Kini tengoklah kiri dan kananmu, kau tidak kecil lagi, kau adalah elang remaja yang siap terbang menerkam angkasa masa depan (maaf jadinya elang, karena tajam matamu mengingatkanku padanya) Dan agar terbangmu nanti tidak goyah, ketetapan hatimu diperlukan. Tentu saja juga keikhlasan dalam melepas segala kenangan itu.
Kamis, 13 Agustus 2009
Surat Lusuh di lapangan PKM, "agar penyesalan tidak datang kemudian"
“Meski hatiku hancur mendengar kabar dari mulutmu langsung, bahwa kau telah melangsungkan akad nikahmu jumat minggu lalu, tidak membuat sinar senja yang masih tersisa dari penggalan terakhir matahari sebelum ia benar benar tenggelam di sore ini kehilangan keindahannya. Aku tetap bisa menikmati sinarannya bersama tawa orang-orang yang bermain bola basket di lapangan PKM kampus merah tercinta ini.
Jika aku berdiam waktu itu dan tidak memintamu untuk tetap tinggal dan mencintaiku bukan berarti aku tak cinta, Justru aku sangat paham bahwa kau adalah pribadi yang bebas, sebebas-bebasnya. Meski belakangan baru aku tahu, ternyata wanita memang seperti itu, mereka selalu ingin dipuja, tapi malu mengatakannya. Dan terlanjur rasa malu itu mengalahkan keinginannya
Bukankah Aku pernah bilang padamu, aku sangat mencintaimu, teramat sangat, dan akan kupenuhi semua pintamu, bahkan jika untuk meninggalkanmu ketika rasa bosanmu mulai datang. Kini permohonanmu itu aku kabulkan, dan kau pun pergi dengan kekasih baru yang kini siap jadi ayah bagi anak-anakmu kelak.
Mungkin aku menyesal tidak menahanmu waktu itu. tapi, jika itu yang terjadi, maka rasa cintaku hanya akan menjadi penjara bagimu, dan itu egois namanya. Dan mulai saat ini, aku bangga pernah mencintaimu, masih… dan selalu….”
Dari sebuah sudut makassar, yang didalamnya orang tak boleh jemu jemu untuk berjuang, dalam bahasa makassar orang menyebutnya: “Tamalanrea”
Aku memungut surat lusuh yang mungkin pemiliknya tak sengaja menjatuhkannya atau memang disengaja ?
dan aku tak berniat untuk mengembalikannya
akan kuberikan pada temanku, agar penyesalan tidak datang kemudian
karena perjuangan masih berlanjut
Jika aku berdiam waktu itu dan tidak memintamu untuk tetap tinggal dan mencintaiku bukan berarti aku tak cinta, Justru aku sangat paham bahwa kau adalah pribadi yang bebas, sebebas-bebasnya. Meski belakangan baru aku tahu, ternyata wanita memang seperti itu, mereka selalu ingin dipuja, tapi malu mengatakannya. Dan terlanjur rasa malu itu mengalahkan keinginannya
Bukankah Aku pernah bilang padamu, aku sangat mencintaimu, teramat sangat, dan akan kupenuhi semua pintamu, bahkan jika untuk meninggalkanmu ketika rasa bosanmu mulai datang. Kini permohonanmu itu aku kabulkan, dan kau pun pergi dengan kekasih baru yang kini siap jadi ayah bagi anak-anakmu kelak.
Mungkin aku menyesal tidak menahanmu waktu itu. tapi, jika itu yang terjadi, maka rasa cintaku hanya akan menjadi penjara bagimu, dan itu egois namanya. Dan mulai saat ini, aku bangga pernah mencintaimu, masih… dan selalu….”
Aku memungut surat lusuh yang mungkin pemiliknya tak sengaja menjatuhkannya atau memang disengaja ?
dan aku tak berniat untuk mengembalikannya
akan kuberikan pada temanku, agar penyesalan tidak datang kemudian
karena perjuangan masih berlanjut
Selasa, 11 Agustus 2009
Beberapa hal tentang cinta
(Terima kasih sebelumnya untuk kak riza, kak harwan, kak yuda dan kak arya)
Aku mendengar beberapa hal ini dari beberapa kakak di sekitarku,
Mencintai itu bukan kejahatan
yang mana kita tidak perlu malu karenanya
dan tak perlu takut untuk merasakannya
apalagi harus menghindarinya
Jika kau mulai merasakan rindu, mungkin disitu ada cinta
Mencintai itu sebuah niat, niat yang baik
baik sekali malah...
jika sebuah niat baik di panjatkan, maka seluruh alam raya akan mendukungmu
Tidak pernah ada orang yang gagal karena cinta
tapi tanpa cinta, kita takkan memiliki semangat untuk menggapai cita
Sebenarnya masih terlalu banyak kata untuk cinta
Pada akhirnya Cinta itu perjuangan, maka yakinlah kami akan selalu mendukungmu
*Untuk sahabatku yang sedang berjuang
Aku mendengar beberapa hal ini dari beberapa kakak di sekitarku,
Mencintai itu bukan kejahatan
yang mana kita tidak perlu malu karenanya
dan tak perlu takut untuk merasakannya
apalagi harus menghindarinya
Jika kau mulai merasakan rindu, mungkin disitu ada cinta
Mencintai itu sebuah niat, niat yang baik
baik sekali malah...
jika sebuah niat baik di panjatkan, maka seluruh alam raya akan mendukungmu
Tidak pernah ada orang yang gagal karena cinta
tapi tanpa cinta, kita takkan memiliki semangat untuk menggapai cita
Sebenarnya masih terlalu banyak kata untuk cinta
Pada akhirnya Cinta itu perjuangan, maka yakinlah kami akan selalu mendukungmu
*Untuk sahabatku yang sedang berjuang
Kamis, 06 Agustus 2009
suka bukan cinta
Aku kira pekerjaan paling menyenangkan adalah menyukai. Terlepas dari apakah kita mempunyai maksud tertentu di balik itu, ataukah rasa suka kita yang tiba tiba muncul secara spontan, itu tak jadi masalah.
Kadang hal yang menjadi kesukaan kita itu berubah, bertambah buruk atau meningkat lebih bagus dari sebelumnya, kita akan tetap menyukainya.
Tapi suka bukan cinta, sekali lagi.. tidak sama !!!
Yang paling aneh justru ketika rasa suka itu justru timbul dari rasa benci pada mulanya.
dan harapku…. Semoga tidak berbalik.
Tiga orang sahabatku sangat menyukai penggalan lagu di bawah ini (ini tentang cinta, tapi tak apalah...),
"now look at you
wearing that shirt again
dont you realize how ugly that thing is
but even so
i love you anyway
no matter how things have gone
you always have me..."
Kadang hal yang menjadi kesukaan kita itu berubah, bertambah buruk atau meningkat lebih bagus dari sebelumnya, kita akan tetap menyukainya.
Tapi suka bukan cinta, sekali lagi.. tidak sama !!!
Yang paling aneh justru ketika rasa suka itu justru timbul dari rasa benci pada mulanya.
dan harapku…. Semoga tidak berbalik.
Tiga orang sahabatku sangat menyukai penggalan lagu di bawah ini (ini tentang cinta, tapi tak apalah...),
"now look at you
wearing that shirt again
dont you realize how ugly that thing is
but even so
i love you anyway
no matter how things have gone
you always have me..."
Minggu, 02 Agustus 2009
harus ada
harus ada keheningan untuk mendengarkan angin
dan seperti itu pula kau butuh keberanian untuk meminta maaf,
tapi keberanian lebih besar diperlukan untuk memberi maaf
sementara itu, ketulusan sangat mutlak untuk kasih sayang
aku setuju cinta butuh keberanian
yang didalamnya ada ketulusan
dan aku yakin kau memiliki itu
karena dia pantas menerimanya
*didedikasikan kepada para pejuang
tentu saja kau juga termasuk, sahabatku...
sahabat yang sedang pulang dan masih tinggal
dan seperti itu pula kau butuh keberanian untuk meminta maaf,
tapi keberanian lebih besar diperlukan untuk memberi maaf
sementara itu, ketulusan sangat mutlak untuk kasih sayang
aku setuju cinta butuh keberanian
yang didalamnya ada ketulusan
dan aku yakin kau memiliki itu
karena dia pantas menerimanya
*didedikasikan kepada para pejuang
tentu saja kau juga termasuk, sahabatku...
sahabat yang sedang pulang dan masih tinggal
Langganan:
Postingan (Atom)