Pernah aku menyarankanmu untuk tetap tegar dan memperhatikan sekeliling. Menyemangatimu agar tak jatuh jika kecewa datang. Pernah pula aku menyuruhmu bersikap begini begitu, “demi kebaikanmu” kataku waktu itu. Ketika melihat untuk kedua kali, aku baru sadar, ternyata itu bukan untukmu, tapi agar kau menganggapku baik, dan didepan orang lain agar terjaga reputasiku sebagai teman sejati.
Kadang itu semua bisa jadi baik menurutku, tapi belum tentu bagimu apalagi orang lain. Tapi celakanya, kau selalu percaya akan diriku dan aku pun terbawa akan posisi seperti itu. Kau terlalu baik, mampu mempercayaiku seperti itu, ketika orang kesayanganku saja tak mampu mempercayaiku.
Sementara aku, terlalu jahat dengan memanfaatkan kesempatan seperti ini berlaku sebagai dewa penyelamat di depan orang lain. Kadang pula engkau terlihat bodoh di depan orang lain karenaku, dan aku hanya menikmati itu semua dengan perasaan yang lapang. Sekali lagi bukan itu tujuanku, tapi entahlah….
Di dalam diri manusia tersimpan potensi baik maupun buruk, orang menyebutnya dalam asosiasi malakat dan iblis. Dan aku yakin, tak sedikitpun engkau memiliki sisi iblis itu.
Kadang itu semua bisa jadi baik menurutku, tapi belum tentu bagimu apalagi orang lain. Tapi celakanya, kau selalu percaya akan diriku dan aku pun terbawa akan posisi seperti itu. Kau terlalu baik, mampu mempercayaiku seperti itu, ketika orang kesayanganku saja tak mampu mempercayaiku.
Sementara aku, terlalu jahat dengan memanfaatkan kesempatan seperti ini berlaku sebagai dewa penyelamat di depan orang lain. Kadang pula engkau terlihat bodoh di depan orang lain karenaku, dan aku hanya menikmati itu semua dengan perasaan yang lapang. Sekali lagi bukan itu tujuanku, tapi entahlah….
Di dalam diri manusia tersimpan potensi baik maupun buruk, orang menyebutnya dalam asosiasi malakat dan iblis. Dan aku yakin, tak sedikitpun engkau memiliki sisi iblis itu.
Dari iblis kepada malaikat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar