Setiap kita pasti memiliki teman. Atau setidaknya kenalan atau apalah, yang jelas dia adalah orang diluar dari kita sendiri. Sangat terlalu kalau kau ingin hidup sendiri. Karena seperti dalam pelajaran Kewarganegaraan di sekolah dulu disebutkan kita adalah mahluk sosial. Saling membutuhkan satu sama lain.
Orang butuh makan, maka ada yang bekerja mencari bahan makanan. Di laut, menangkap ikan, di darat menanam padi atau sayuran. Ikan dan padi serta sayuran itu dijual untuk mendapatkan uang demi membeli kebutuhan hidup lain sehingga dibeli oleh orang yang butuh makan tadi. Agar ikan tersebut dapat diperoleh, seseorang harus memahami betapa sulitnya bagaimana menangkap ikan tersebut dengan cara menerima harga ikan yang ditawarkan oleh sang penangkap ikan. Dari sinilah sebuah proses pemahaman seharusnya bisa terjadi.
Terkadang pula ada saat tertentu yang membuat kita susah atau bahkan tidak bisa menerima sama sekali kesalahan dan kekurangan teman. Menurutku itu wajar, manusia dibekali akal pikiran untuk mencerna dan hati untuk merasakan. Sepertinya penolakan terhadap kekeliruan teman yang menyebabkan kekesalan pada kita itu berhenti pada tahap pikiran. Sebenarnya kalau dilihat lebih dalam lagi, maka hati kita mungkin akan berkata lain.
Memahami merupakan tindak lanjut dari proses pemecahan masalah. Maka jika akal dan pikiran sudah sangat sulit untuk menerima keadaan, cobalah melihat dengan hati, meneropong bersama nurani, menemukan jalan-jalan alternatif dan menciptakan keadaan untuk memahami.
Terinspirasi dari kata-kata pain (karakter dalam kisah naruto)...semoga kita bisa mengambil hikmahnya
"Ada satu hal yang pasti dan telah dibuktikan oleh sejarah.... bahwa manusia adalah makhluk yang sampai kapanpun tidak akan bisa saling memahami..." (Pain)
sumber :
http://menujuhijau.blogspot.com/2010/08/kata-kata-mutiara-dalam-film-naruto.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar