Jika sekiranya salju turun di sini, lalu aku atau kau bisa merasakan lembut butirannya, maka seperti itulah wajahmu. Dalam pipi mungilmu, senyuman indah itu terukir disana, walau dengan sedikit codet yang justru menambah keindahan itu.
Dirimu sangat jauh untuk dilihat, meski dekat dalam pandangan mata. Aku tahu kau selalu terbuka untuk siapa saja, tetapi justru sikap inilah yang kadang membuat orang merasa segan terhadapmu. Entah karena auramu yang begitu menawan hingga menciptakan tembok dan jeruji pemisah untuk merasakan kedalaman hatimu, aku juga tak tahu.
Dalam setiap senyum dan tawamu yang membawa damai dan membuat orang didepanmu merasa dihargai kehadirannya, kau pun sangat bahagia oleh itu semua.
Kau pernah hampir pergi dari dunia ini, di dalam artian sebenarnya. Tapi rupanya Tuhan berkehendak lain, Dia masih memilihmu, menaruh kasih sayang-Nya kepadamu. Hingga aku menuliskan ini, aku juga bersyukur atasnya.
Setinggi apapun harapanku, maka pasti dirimu akan lebih tinggi dari itu, aku sadar itu. Maka tertawa bersamamu cukuplah bagiku.
Dirimu sangat jauh untuk dilihat, meski dekat dalam pandangan mata. Aku tahu kau selalu terbuka untuk siapa saja, tetapi justru sikap inilah yang kadang membuat orang merasa segan terhadapmu. Entah karena auramu yang begitu menawan hingga menciptakan tembok dan jeruji pemisah untuk merasakan kedalaman hatimu, aku juga tak tahu.
Dalam setiap senyum dan tawamu yang membawa damai dan membuat orang didepanmu merasa dihargai kehadirannya, kau pun sangat bahagia oleh itu semua.
Kau pernah hampir pergi dari dunia ini, di dalam artian sebenarnya. Tapi rupanya Tuhan berkehendak lain, Dia masih memilihmu, menaruh kasih sayang-Nya kepadamu. Hingga aku menuliskan ini, aku juga bersyukur atasnya.
Setinggi apapun harapanku, maka pasti dirimu akan lebih tinggi dari itu, aku sadar itu. Maka tertawa bersamamu cukuplah bagiku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar