Selasa, 04 Maret 2008

Mansyur Semma, 24 jam terakhir dari sudut telaga safar

Warnet xtranet, pagi hari selasa 4 maret 2008

Hari masih pagi, ketika pintu depan dibuka, dwi melongok, tumben datang pagi-pagi. Dengan air mukanya yang tetap ceria seperti biasa dia berkata : sudah dengar berita hari ini ? Pak Mansyur meninggal!!”


(flashback)

Fis 8 lantai 1 depan tangga perjuangan, sore hari senin 3 maret 2008

Himas yang baru saja turun dari tangga mengabarkan bahwa pak mansyur masuk ICU di rumah sakit plamonia. “naik ki pete2 05, ada ji irwan mau kesana naik motor kalau mau ki ikut’ begitu pesannya ketika ditanya bagaimana jalan menuju kesana.

Pikiran menjadi tak menentu benarkah yang kabar tentang pak mansyur ini? Memang beberapa waktu lalu sempat beliau terlihat muntah-muntah saat tawuran di unhas kemaren (baca batu itu terlontar lagi). Biasanya pak mansyur setelah itu sehat kembali. Tapi kali ini lain….

Teras lantai I Pondok telaga safar, sore hari senin 3 maret 2008

Jadi ji anak2 mau pergi ke plamonia? Liat pak mansyur?, “saya pergi ji kalo anak2 pergi” dwi bersemangat. Mendung semakin menebal. Deru mesin motor memasuki halaman telaga safar yang seperti luncuran itu. Heru dan dadi datang. “hoooi…. Bayar listrik ta kak dadi” dwi mengingatkan sampai tertawa. “iya nanti pi” dadi berlalu sambil tertawa pula.

“Besok saja kita pergi, pak mansyur mungkin tidak bisa dijenguk lagi istrirahat” . kami mengiyakan

Makassar, hari kepergiannya, selasa 4 maret 2008

Setelah mendengar kabar dari dwi yang singkat itu, titik keberangkatan kami pusatkan dari ELSIM. Bersama arya, ballo ka cimeng, dwi, fajar, fufu, ridho dan bento kami berangkat menuju rumah duka di panampu. Arya sempat membeli helm baru untuk boncengannya.

Sesampainya di rumah duka ternyata sudah banyak pelayat yang memadati sejak pagi. Terlihat dosen-dosen dan para staff administrasi dari unhas. Pak ancupun turut hadir. Ibu heny yang telah pindah tugas itupun ada disana.

Matahari semakin meninggi menuju waktu sholat dzuhur, jenazah pak mansyur siap diberangkatkan menuju pekuburan yang renacananya akan dikuburkan di kompleks kuburan keluarga unhas pa’tene kompleks tol.

Deru kenderaan bermotor bercampur isak tangis mengiringi berangkatnya rombongan jenazah menuju masjid almarkaz untuk dishalatkan disana. Selanjutnya bertolak menuju rektorat unhas karena ada acara pelepasan dari kampus. Bapak rektor sendiri yang melepas. Sepanjang perjalanan menuju rektor dengan menumpang pada motornya ballo, kami berbicara dalam hening, mengenang semua yang pernah terjadi dengan beliau.

Guru sekaligus orang tua bagi kami yang tak kenal lelah memberi semangat untuk terus belajar dan belajar. “Bentara ilmu pengetahuan sangatlah luas” serunya suatu waktu di perkuliahan. “kita tidak akan tahu luasnya jika kita berhenti mencarinya”.

Tiba di gedung rektorat (bersambung...)

Tidak ada komentar: