Siang hari ketika matahari yang terik berubah secara tiba-tiba karena tertutup awan hitam pertanda akan turun hujan (semiotika lagi nih…) langkah kaki ini baru saja tiba dari kampus dengan setengah berlari. Pintu kamar fajar tertutup. Dengan sedikit mendorong sedikit akhirnya terbuka. Terlihatlah dengan nyata dari dalam kamar sesosok yang sangat dikenali dengan setumpuk buku di seklilingnya dan gerakan khas orang mengetik di depan notebook, fajar. Raut muka yang serius itu terhenti sejenak. Tersenyum sebentar kemudian meneruskan pekerjaan mengetiknya lagi. Tidak perlu ditanya untuk mengetahui apa yang sedang diketiknya. Sudah pasti itu bab I skripsinya mengenai studi etnografi wartawan di warung kopi.
Hal ini sangat tepat disebut Permulaan kedua dari 3 permulaan yang sempat tertunda.
Matahari terus condong ke barat. Terik matahari pelan-pélan diganti dengan kesejukan. Fajar yang memutuskan beristirahat sementara dari kegiatan mengetiknya kini digantikan dengan semangat syukri untuk menonton film Mr. Brooke di notebook yang tadi dipakai mengetik itu.
“ke rumahnya kak mul deh”, fajar berinisiatif. “telpon dulu kak” dwi menimpali. Tak berapa lama fajar memencet-mencet nomor telpon Pak Mulyadi Mau, dosen kami yang di rekomendasikan untuk menjadi pembimbing bagi fajar, tapi biasanya dipanggil kak mul..
“saya dengar-dengar kita sakit kak mul?” begitu fajar membuka obrolannya dengan kak mul. Setelah itu lebih kepada si fajar sendiri yang mengerti arah pembicaraannya dengan kak mul. Tapi intinya fajar tidak jadi ke rumahnya kak mul sore itu karena menjelang malam.
“kalau begitu kita jenguk anaknya kak syam yuk” ajakku kepada fajar.
“saya juga mau pergi kesana tapi…..” fajar ragu
“kenapa?” heran biasanya fajar semangat kalau ke rumahnya kak syam
“saya pergi kesana dengan ‘revolusi’, janjianka’ di depan sebentar malam” fajar menjelaskan dengan sedikit malu-malu.
3 Perjuangan telah dimulai kembali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar