Mataku memandang menysuri area gedung FIS, sepanjang fakultas ekonomi, sospol dan sastra yang telah dibongkar gentengnya dan kini menjadi gedung yang bolong atasnya. Pemandangan yang menakjubkan tidak jauh beda dengan lokasi di adegan film perang yang melibatkan penghancuran gedung-gedung.
Sekretariat kosmik atau yang familiar di telinga kami dengan sebutan korps juga bernasib sama. Ruangan yang dulunya bekas kamar mandi berukuran 6 x 5 meter itu pun juga harus dibongkar. Barang-barang korps di hari sebelumnya telah dipindahkan ke rumah wakil ketua korps, khaerul di BTP. Yang tersisa kini hanyalah sebuah lemari tempat penyimpanan buku dan arsip-arsip.
Korps, selain merupakan tempat rapat bagi pengurus kosmik, juga menjadi persinggahan untuk melepas lelah sehabis kuliah. Otomatis berbagai aktivitas bisa terjadi di dalamnya. Nonton TV, bediskusi kecil-kecilan, ngobrol ngalar ngidul serta menjadi tempat tidur adalah fungsi tak tertulis lainnya dari korps ini. Seiring perkembangan zaman dengan masuknya internet wifi di kampus unhas, maka korps pun ikut menjadi warnet gratis di tengah hiruk pikuk perkuliahan. Ada satu lagi fungsi menarik dari korps, yaitu tempat bermain playstation. Dengan TV korps yang lumayan besar itu, maka suasana bermain game playstasion pun menjadi mengasyikkan. Apalagi di bulan puasa ini. Kelaparan dan haus waktu puasa bisa sedikit teratasi dengan beberapa aktivitas ini.
Dengan dibongkarnya korps dan ruangan lain di fisip termasuk laboratorium yang berumur muda dan penggunaannya yang belum maksimal itu membuat aku tidak dapat berkata apa-apa selain berharap didalam hati dan mudah-mudahan akan selalu sama dengan teman-teman lain. Kosmik memang berkedudukan di korps dengan berbentuk ruangan ukuran sedang. Tetapi bukan berarti dengan tidak adanya korps karena sedang dibongkar itu menjadikan kosmik hilang bersama wujud korps itu sendiri. Setelah membaca salah satu tulisan di milis kosmik yang beasal dari kegelisahan cokke, aku sangat tergugah dan berharap kita semua akan selalu mewujudkan kosmik di mana saja. di mulai dari hati masing-masing kita.
Sekretariat kosmik atau yang familiar di telinga kami dengan sebutan korps juga bernasib sama. Ruangan yang dulunya bekas kamar mandi berukuran 6 x 5 meter itu pun juga harus dibongkar. Barang-barang korps di hari sebelumnya telah dipindahkan ke rumah wakil ketua korps, khaerul di BTP. Yang tersisa kini hanyalah sebuah lemari tempat penyimpanan buku dan arsip-arsip.
Korps, selain merupakan tempat rapat bagi pengurus kosmik, juga menjadi persinggahan untuk melepas lelah sehabis kuliah. Otomatis berbagai aktivitas bisa terjadi di dalamnya. Nonton TV, bediskusi kecil-kecilan, ngobrol ngalar ngidul serta menjadi tempat tidur adalah fungsi tak tertulis lainnya dari korps ini. Seiring perkembangan zaman dengan masuknya internet wifi di kampus unhas, maka korps pun ikut menjadi warnet gratis di tengah hiruk pikuk perkuliahan. Ada satu lagi fungsi menarik dari korps, yaitu tempat bermain playstation. Dengan TV korps yang lumayan besar itu, maka suasana bermain game playstasion pun menjadi mengasyikkan. Apalagi di bulan puasa ini. Kelaparan dan haus waktu puasa bisa sedikit teratasi dengan beberapa aktivitas ini.
Dengan dibongkarnya korps dan ruangan lain di fisip termasuk laboratorium yang berumur muda dan penggunaannya yang belum maksimal itu membuat aku tidak dapat berkata apa-apa selain berharap didalam hati dan mudah-mudahan akan selalu sama dengan teman-teman lain. Kosmik memang berkedudukan di korps dengan berbentuk ruangan ukuran sedang. Tetapi bukan berarti dengan tidak adanya korps karena sedang dibongkar itu menjadikan kosmik hilang bersama wujud korps itu sendiri. Setelah membaca salah satu tulisan di milis kosmik yang beasal dari kegelisahan cokke, aku sangat tergugah dan berharap kita semua akan selalu mewujudkan kosmik di mana saja. di mulai dari hati masing-masing kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar