Jumat, 01 Januari 2010

Cukup satu

Awal tahun ini sepertinya terlalu banyak pilihan (atau sebenarnya kita lah yang menciptakan pilihan pilihan itu). Pilihan bisa dianggap kesempatan. Ketika target utama tak juga menunjukkan tanda akan berpihak pada kita, maka pilihan lain disini menjalankan fungsinya.

Tetapi untuk masalah hati, boleh saja kukatakan "berbeda." Entahlah yang satu ini memang sedikit menuntut perhatian ekstra. Tidak saja tentang bagaimana memahami ritme yang ada, namun bagaimana menjaga setiap komitmen yang dibangun dengan konsistensi sebagai pengawalnya.

Maka jika kupertajam sedikit hal ini, akan kukatakan dengan ketegasan untuk memilih. Pilihlah karena kau tak mungkin duduk dengan dua kursi atau kau akan jatuh diantaranya (pavarotti). Sebenarnya bukan karena khawatir akan menutup dan menghilangkan peluang lainnya. Namun setiap peluang adalah istimewa, dan kita hanya bisa memiliki satu keistimewaan. Karena itu pula angka satu menjadi angka pertama. Percayalah karena kita tak cukup kuat menanggung banyak keistimewaan.