Rabu, 30 April 2008

Kelemahan

Setiap manusia memiliki yang namanya “lemah”

Tapi biasanya tidak terlihat oleh diri sendiri

Setiap hari kelemahan itu nyata

Ada di depan mata

Dan kita harus sadar

Hari ini saya sadar ….

Maafkan saya atas kelemahan ini

Saya akan belajar lagi

(untuk seseorang yang kecewa, saya tahu kamu kecewa)

Sabtu, 26 April 2008

"big yellow taxi", peringatan yang kurang disadari


They paved paradise
And put up a parking lot
With a pink hotel, a boutique
And a swinging hot spot
Dont it always seem to go
That you dont know what youve got

Penggalan lagu diatas akrab kita dengar beberapa tahun ini melalui suara counting crows yang berduet dengan vannesa charlton (ini lagu yang dibenci sama dwi, soalnya vannesa cuma numpang teriak : "uuuu... pap pap pap...!!")
Tanpa kita sadari sebenarnya lagu tersebut merupakan kritik pedas mengenai isu global hingga hari ini.
Ditulis pada tahun 1968 oleh Joni Mitchell seorang wanita yang gelisah ketika melihat hawaii yang telah dilapisi paving blok disana sini. Sadar akan kondisi bumi yang mulai rusak pada waktu itu, menginspirasi bait pertama dari lagu ini : "they paved paradise put up a parking lot"

Lalu mengalirlah kegelisahan-kegelisan yang tertuang ke dalam bait-bait selanjutnya. Penekanan utama terhadap pesan yang ingin disampaikan Joni adalah pada kalimat "Don't it always seem to go
That you don't know what you've got Till its gone" yang memaksa kita untuk sadar apa yang telah kita lakukan selama ini, tak heran bait ini selalu diulang-ulang sepanjang lagu berlangsung.

Bait "farmer-farmer put away your DDT" menggambarkan penggunaan zat DDT pada tanaman yang sedang marak pada saat itu (hingga hari ini) yang jelas berdampak buruk pada tanaman itu sendiri dan lingkungan sekitarnya.
Kita mungkin tidak akan bisa lagi melihat pepohonan yang rindang secara gratis karena di masa yang akan datang, ketika pohon sudah menjadi langka karena penebangan dimana-mana, maka munculah museum pohon. yang untuk melihatnya saja kita harus merogoh kocek terlebih dahulu.
joni dengan jelas menggambarkannya dalam bait "They took all the trees, and put em in a tree museum, And they charged the people a dollar and a half to see them'

Sayang, counting crows "seenaknya" saja merubah inti dari lagu ini, hanya karena mereka (counting crows) adalah laki-laki sehingga kata "oldman" yang merupakan lirik asli dirubah menjadi "My girl" sehingga terkesan lagu ini adalah lagu cinta. Perumpamaan bumi dengan kata "oldman" yang telah diambil paksa oleh modernisasi dan pembangunan bernama "big yellow taxi"

Late last night
I heard the screen door slam
And a big yellow taxi
Took away my old man

Jenis musik seperti ini selanjutnya dikenal dengan ecological folk. Joni mitchell tidak sendiri, di indonesia kita mengenal nugie, iwan fals, dan masih banyak lagi yang berusaha meneriakkan hal yang serupa. Tetapi seperti biasa, kita hanya lebih sering menikmatinya saja.

Jumat, 25 April 2008

GEMA

“wahai malam panjang, tuntunlah penaku melukis na na na na na ...” sayup-sayup lagu milik nugie ini masih terdengar di telinga ketika acara peringatan hari bumi yang digelar di parkiran depan rektorat UNHAS yang banyak pohonnya baru saja berakhir. Senandung itu kudengar dari orang yang berjalan di belakangku, rupanya dia masih terbius pesona nugie sewaktu menyanyikannya tadi. Begitulah kita, biasanya setelah mengikuti sebuah momen, entah itu konser musik, nonton film, dan acara lainnya, kita masih akan mendengungkan sesuatu yang menurut kita menarik sehingga punya rasa kedekatan yang tinggi dengan diri kita. Minimal “na na na” seperti orang tadi.


Sama halnya dengan beberapa jam sebelum konser nugie tadi. Eci mengajakku utuk nonton film terbaru dari Jackie chan dan jet li yang berjudul “forbidden kingdom”. Dua maestro kungfu yang terkenal ini bermain bersama dalam sebuah film colossal fantasy yang mengajak kita bernostalgia dengan tokoh kera sakti di zaman dulu. Untuk referensinya bisa di baca : http://timurangin.blogspot.com/2008/04/forbidden-kingdom-ketika-kungfu.html

Banyak pesan-pesan moral tersirat yang tak sempat kurekam dengan baik disini. Icha dra9ons yang juga ikut bersama yusran dan fafa berencana menontonnya ulang untuk mencatat kata-kata mutiaranya. Pembahasan film tersebut masih berlanjut diantara kami setelah keluar dari bioskop hingga menuju lapangan parker dan pulang ke kampus untuk menonton nugie.

“Aku tak akan melupakanmu”
“mungkin itulah makna sebenarnya dari keabadian”
(dari salah satu dialog film forbidden kingdom)

Selasa, 22 April 2008

Deepfreeze dan rokok LA

Ketika kita menjadi paranoid karena serangan virus computer yang merajalela seiring menjamurnya komputer desktop dan turunnya harga computer jinjing, maka antivirus merupakan pilihan utama untuk menangkal keberadaan virus-virus itu.

Persoalan yang timbul kemudian adalah program-program antivirus tesebut mempunyai beberepa hal yang harus dipenuhi, seperti syarat dan ketentuan berlaku atau masa uji berkala serta pengetahuannnya akan virus-virus baru yang harus terus ditambah, istilah kerennya “UPDATE”.

Sebuah gebrakan baru muncul beberapa tahun lalu. Sebuah perusahaan pembuat software keamanan computer berlabel “faronics” mengeluarkan sebuah program bernama ‘deepfreeze”. Dengan berlambang Beruang putih dan dinginnya kutub, program tersebut menambah keberagaman software dunia komputer.

Deepfreeze merupakan program kecil yang mampu mengembalikan system computer seperti sedia kala termasuk itu menghilangkan virus dan data pada drive yang telah kita “freeze”dengan satu sentuhan kecil, “restart atau shutdown”.

Hanya saja dengan teknologi seperti itu kita tidak dapat saja percaya kepada program ini karena usianya yang masih terbilang muda.

Rupanya deepfreeze harus menunggu beberapa tahun lagi agar tidak muda lagi dan mulai bisa dipercaya. “Karena yang muda belum boleh bicara”

Senin, 21 April 2008

Jadilah dosen.....!!!

Pagi ini ketika kampus unhas yang sangat kusayangi ini menyambutku, aku bertemu dengan rahmad arsyad, anak kosmik angkatan 2002. "abang" sapaan akrabnya. karena dia sudah sarjana s1 maka beliau bisa dipanggil abang "abang". sebutan abang dalam tradisi kami untuk menyebut para mahasiswa angkatan tua, atau minimal dia sudah sarjana. Entah apa sebutannya kalau dia mahasiswi.

Rupanya rahmad atau abang berada kembali di kampus ini adalah dalam rangka meneruskan studinya di s2. ditinggalkannya pekerjaannya sebagai pimred salah satu majalah pemerintah di palu demi mencari ilmu yang lebih banyak di kampus merah ini. "untung ada rekomendasi dari pak unde sama ibu jenny" abang menjelaskan. lusa mungkin akan tes masuk s2nya.

Rahmad sewaktu masih menjadi mahasiswa adalah seorang aktivis pergerakan yang terkenal vokal meneriakkan suara-suara minoritas. dia pernah berdemo dengan cara berjalan mundur, entah demo apa waktu itu, aku lupa. Penolakannya terhadap beasiswa yang menurutnya hanya menjadi alat dari pemerintah untuk membungkam para aktivis juga dilakukannya sebagai contoh dipegang teguh nya semangat reformasi yang bebas penyuapan dan sebagainya.

Kini abang kembali lagi untuk memulai lagi pencariannya terhadap ilmu yang kelak digunakannya untuk mengangkat derajat masyarakat.

"jadilah dosen!!" katanya suatu hari ketika bertemu waktu dia masih kuliah.

Minggu, 20 April 2008

finding saraswati...

Sore ini setelah selesai menonton film pendek karya IHT 2008 bersama para “orang tua” alias beberapa senior kosmik yang masih kuliah di kamarnya patang, ku dengar langkah kaki yang sangat kukenal iramanya di luar kamar. Itu pasti dwi si “dewi saraswati” dari telaga safar.

Benar saja, ketika kupanggil namanya seketika itu juga kepalanya nongol di depan pintu, “Hai……!!” suara cemprengnya yang khas menyapaku. Selanjutnya kami terlibat dalam obrolan seru mulai dari film forbidden kingdom yang senin nanti ecy berencana mentraktir kami menontonnya di TO hingga tujuannya sore ini akan mengeprint bahan pendukung skripsinya yang konon 200 lembar.

Bahan cerita kami menjadi menarik ketika masuk ke soal saraswati. Katanya dia telah menemukan novel yang judulnya sama dengan nama perpustakaannya itu yang diambil dari nama salah satu dewi ilmu pengetahuan dalam mitologi hindu. “ceritanya lumayan tapi kurang menggigit. Pengarangnya Kanti W Janis. Seorang pengarang muda berbakat dan ini adalah novel perdananya.

Diterbitkan oleh "akoer", penerbit yang sering memberi kesempatan kepada penulis-penulis muda yang baru dan ingin mengembangkan bakatnya. Salah satu terbitan akoer yang terkenal adalah "imperia", sebuah novel yang bercerita tentang kekuasaan wanita terhadap lelaki. Penulisnya Akmal Nasery Basaral

Akmal juga yang mengarang naga bonar jadi 2 versi novelnya, dengan sudut pandang bonaga. dwi menuturkannya dengan semangat.

Rupanya dwi telah menemukan saraswatinya, yah walaupun itu belum maksimal. Padahal rencananya dwi sudah berencana membuat novelnya sendiri. Tapi tak apalah katanya.

Matahari kian condong dan semakin tak tampak, seiring itu sudah waktunya ke depan, dan pada saat yang sama, penjemput dwi telah tiba, dengan lambaian tangannya dia beranjak.

Semoga saja kau masih mencari saraswati itu, dwi……




Jumat, 18 April 2008

Terjadi lagi….

Hal ini terjadi lagi
Berulang kali ditinggalkan
Mungkin itu yang membuatku kebal (atau bebal?)
Entah ini yang keberapa kali terjadi
Orang-orang terkasih pergi
Kemarin bertambah lagi satu
Begitu juga Hari ini
Entah siapa lagi esok

Tetapi aku tetap tersenyum
ada sekumpulan dewi yang selalu hadir tanpa diminta
ada malaikat yang datang tanpa diduga
ada pelangi yang memberi warna
ada mentari yang menerangi
ada awan dan gerhana yang meneduhkan
ada angin yang menyejukkan
ada hujan yang menyegarkan
ada petir yang membunuh sepi

dengan itu aku terus bersyukur


“hidup memang begitu, ada yang datang dan ada yang pergi”
(ini kata teman yang baru beranjak itu)

Selasa, 08 April 2008

Fitna, da vinci code al-qur'an

Beberapa waktu ini beredar sebuah film pendek yang diproduksi dari negeri kincir angin, sebuah negeri yang pernah menempati indonesia selama 350 tahun lamanya sehingga namanya disebut-sebut di semua pelajaran sejarah mulai dari SD hingga perguruan tinggi.

Adalah Geert Wilders seorang Politisi sayap kanan Belanda yang mempunyai ide dalam produksi film ini.Sebuah kritik terhadap kemapanan ayat-ayat alqur'an.

Kalau kita masih sempat mengingat beberapa waktu lalu, Dan Brown dengan da vinci codenya yang kemudian diangkat ke layar lebar memporak-porandakan pondasi keilahian yesus dalam Kristen, maka umat islam pun saat ini berada posisi yang tidak jauh berbeda dengan Kristen saat itu.

Ayat-ayat al-qur’an yang digambarkan dalam film ini sebenarnya telah sangat jelas dipahami oleh umat islam. Tetapi ketika disandingkan dengan gambaran lain yang sangat bertentangan dengannya, maka pengertiannya pun berubah. Apalagi ditambah dengan komentar-komentar tanpa melanjutkan sambungan ayat-ayat tersebut.

Terlepas dari itu semua, sebenarnya wilders mungkin ingin menghadirkan ruan-ruang diskusi bagi umat islam yang selama ini hanya melakukan diskusi keagamaan di tempat-tempat ibadah serta mengambil pembahasan keagamaan dari satu sudut saja tanpa melibatkan pihak-pihak lain, yang sebenarnya merasakan langsung fenomena nilai-nilai yang terkandung dalam al-qur'an itu sendiri.

ketika suara-suara lain ini kurang didengar, maka corong kontroversi merupakan pilihan yang tak bisa disalahkan begitu saja.

pertanyaan selanjutnya adalah siapkah umat islam terhadap ini semua?