Minggu, 01 Juni 2008

Pelangi

Namanya rahma, tetapi di teman-temannya kadang ada yang memanggilnya la’lang seperti nama belakangnya. Sebenarnya dia orang asli disini hanya saja karena lama tinggal di Jakarta sejak lahir sampai lulus SMA maka logat “lu-gwa” nya terbawa sampai sekarang. Meskipun begitu, rahma adalah sosok yang supel sehingga dia bisa diterima dengan baik dan apa adanya di setiap komunitas. Gaya bicaranya yang khas dan tidak tanggung-tanggung membuat pergaulannya dengan anak-anak yang lain semakin lancar dan tidak ada terkesan sok-sokan logat Jakarta, malah kedengaran lucu kalau dia mecoba-coba menyesuaikan diri untuk berlogat makassar.

Kesan pertama ketika melihatnya adalah, urakan. (mungkin ini sedikit subyektif tapi tak apa) Dengan rambutnya yang ikal dan sedikit berponi serta lesung pipit yang kadang dibuat-buat maka senyum akan selalu mengembang jika melihatnya.

Kini setelah beberapa waktu bergaul dengadn teman-temannya, terutama temannya yang berjilbab, maka penampilannya pun mengalami peralihan. Kain berbentuk persegi panjang yang dilipat sedemikian rupa membentuk segitiga dan dililitkan dengan cara tertentu di kepala sehingga menutupi rambut sampai telinga dan turun ke bagian depan badan serta belakang sebatas punggung yang lazim disebut jilbab sekarang menghiasi penampilannya. Sekarang kesan pertama melihatnya adalah….tetap urakan! (hehehe subyektif lagi…!!!)

Suatu senja di depan PW (pariwisata), bersamaku dan 2 temannya, dia bercerita tentang beberapa cita-citanya.

“rahma pengen jadi pelangi”

“selalu mewarnai dimana saja”, lanjutnya lagi.

“pelangi kan tidak bisa sendirian, lagian harus ada matahari dan titik air agar bisa tercipta pelangi” protesku.

“tapi kan selalu dirindukan” tukasnya tak mau kalah.

“melihat pelangi menenteramkan dan mewarnai hati” tambahnya mengakhiri debat kecil sore itu.

Kemarin tanggal 31 mei, rahma pulang ke Jakarta untuk liburan. Melepaskan penat setelah tahun pertamanya tinggal di makassar.

Pelangi itu sedang pergi, tapi semoga tak lama karena disini butuh diwarnai.

Teringat kembali sehari sebelumnya pelangi yang menaungi sang dewi telah pergi.

Pelangi itu boleh pergi tapi warnanya tetap ada, disini.





Tidak ada komentar: