Selasa, 17 Juni 2008

sebuah sore untuk masa depan

“Tidak ada yang namanya kebetulan”

Kalimat ini kembali didengungkan untuk keempat kalinya oleh guru oogway menjelang ajalnya di hadapan shifu. Guru oogway agaknya sependapat dengan kak syam(dosen komunikasi) yang sama-sama tidak percaya akan kebetulan. Hanya saja dalam hal ini guru oogway adalah sosok kartun di film kungfu panda yang diputar kemarin di M’Tos.

Yup kini m’tos telah dilengkapi dengan fasilitas bioskop bertaraf nasional, studio 21!! Sehingga mahasiswa dan masyarakat sekitar tamalanrea kini tak perlu jauh-jauh lagi ke panakukkang untuk menonton film melalui layar lebar. Harga tiketnya pun terbilang murah dan terjangkau untuk ukuran mahasiswa. Hanya 15.000 perak. Entah harga ini akan bertahan atau karena masih dalam tahap promosi, yang jelas acara menonton kemarin sangat menghibur (ada beberapa kejadian istimewa disini terutama peserta penontonnnya).

Sejak adegan pertama film kungfu panda diputar, kami tidak berhenti tertawa. Tingkah laku po, seekor panda yang menjadi tokoh utama dalam film ini selalu saja mengundang tawa. Berat badan tidak menjadi penghalang baginya untuk mempelajari kungfu. Dari sinilah tingkah konyol yang membuat rame ruang nonton sepanjang sore kemarin. Selain itu terdapat beberapa pelajaran yang dapat diambil. Misalnya saja ketika po membuka gulungan rahasia pendekar naga yang ternyata kosong. Dan hanya berisi gulungan yang dapat memantulkan bayangan bagi yang memegangnya. Po baru paham, ternyata untuk menjadi hebat, selain punya kemampuan, harus punya Keyakinan. Keyakinan yang menyatakan bahwa diri kita mampu. Kira-kira begitu pesan utama yang ingin disampaikan dalam film ini. Entahlah itu mungkin dari subyektifitas saya saja. Tapi film ini sangat menghibur, sesuai yang direcomendedkan oleh sang dewi saraswati.



Tidak ada komentar: