Selasa, 06 Mei 2008

Sehari bersama ochan

Pagi ini ketika baru membereskan laporan keuangan semalam, seseorang masuk dengan agak tergesa-gesa.
"Ochan!!!" begitu saya memanggil orang itu.

Dari jauh saya sangat mengenalnya dengan kepala agak sedikit plontos (mengingatkan waktu baru masuk di unhas dulu) dan berbadan lebar dan tegap. Dengan sosok seperti itu kita pasti mengira pekerjaannya adalah petugas keamanan. Bukan, dia kini adalah salah satu staf di badan kepegawaian negara di pasang kayu sulawesi barat. Bernama asli M. fauzan basir, yang kini berstatus sarjana sehingga ada tambahan di belakang namanya, M. Fauzan Basir, S.Sos

"ketika di kehidupan nyata, maka terkadang semua ideologi dan kemapanan yang ingin kita bangun sewaktu mahasiswa dulu harus ditinggalkan". yah... minimal harus ada yang tetap kita junjung, seperti kejujuran dan tidak membuang sampah sembarangan." begitu katanya ketika bercerita bagaimana hidup bermasyarakat setelah menyandang sarjana ilmu pemerintahan dan menikah dengan salah seorang anak FKM unhas yang dulu sering ke telaga safar, Hera namanya. Kini ochan telah memiliki seorang anak yang lucu (lupa menanyakan namanya), dengan bangga memperlihatkannya kepadaku melalui communicator E90nya.

Ochan ini merupakan salah satu teman yang juga sebagai lawan debat yang menarik. Dia juga sangat piawai dalam bernegosiasi apalagi soal cewek. Ilo yang pernah jadian sama salah satu teman dari administrasi adalah contoh kesuksesannya.

"eh temani ka' belanja nah, sa tunggu ko 15 menit lagi, beli ka' dulu tas disitu" tanpa meminta persetujuanku dia pergi dan kembali lagi tepat 15 menit kemudian.
Rupanya kedatangannya ke makassar kali ini adalah untuk membeli beberapa properti elektronik milik kantornya dan juga alat-alat salon milik istrinya, hera. "coba-coba rezeki di kampung" masih jarang salon disana, katanya.

Dengan menumpang di taxi, kami menuju bank bpd sulsel yang terletak di jl ratulangi. kenapa tidak naik pete2 saja? "orang antri hari ini dan saya buru waktu" begitu alasannya. dan terbukti sukses kami mendapatkan nomor antrian 322 dari nomor antrian yang sedang berjalan baru menujukkan nomor 218 padahal kami telah naik taxi dan jam baru menujukkan pukul setengah 10 pagi, saking banyak nya orang.

Setelah penantian panjang yang melelahkan dan mendapatkan dana kantornya, kami bertolak menuju MTC karebosi untuk berbelanja barang-barang elektronik tersebut.
ternyata belanjaan kantornya tidak tanggung-tangung!!!
saya coba mengkalkulasikannya
4 buah UPS
4 buah monitor LCD samsung
2 buah laptop acer
4 pasang keyboard dan mouse
2 buah flashdisk 4gb
1 buah hardisk eksternal
1 buah handphone nokia music

semua itu dipak menjadi 3 dos besar !!!

Tak terasa sore menjelang. Berarti sejak dari pagi kami disana.
dengan menumpang taxi sekali lagi kami pulang ke rumah kos adiknya di jalan bung.
Lusa rencananya dia akan pulang, mencoba sekali lagi peruntungan hidupnya di kampug halaman.
"salamku sama hera dan anakmu ya, ochan....!!"















Tidak ada komentar: