Kamis, 09 September 2010

Kamis, Puasa hari ke-30 : Duka di penghujung ramadhan

Diantara beberapa misteri alam semesta ini adalah masa depan. Maka termasuk di dalamnya nasib, jodoh dan tentu saja kematian. Kalau kau mau menyebut tangis sebagai pengiring ketiganya, silahkan. Tetapi untuk yang terakhir (mati) aku tak keberatan jika kau tak mau mengimbanginya dengan tertawa.

Isak dan cucuran air mata adalah wajar, hewan saja sedih jika ada sebagian dari kumpulannya yang hilang. Tangis juga merupakan obat yang manjur untuk sekedar menawar kesedihan meskipun sesaat. Namun kesedihan bukan sekedar untuk ditangisi. Darinya kita bisa belajar tentang memiliki. Aku memang tak akan bisa memahami seberapa dalam kesedihan yang orang lain rasakan. Yang tampak dari wajahmu hanya mata sembab diurung duka mendalam. Selebihnya aku tak tahu.

Kau pasti lebih paham soal manusia hanyalah titipan Tuhan, dan terserah kapan DIA mau mengambil kembali. Maka izinkan aku mengutip lirik Iwan fals dibawah ini :

"...oh yang ditinggalkan tabahlah..semuanya dari tuhan, kita juga pasti pulang..."
(dari lagu harapan tidak boleh mati)

*Untuk nendenk...Karena sedihmu sedihku juga

(terima kasih untuk kak jun atas infonya)


Tidak ada komentar: