Rabu, 12 Maret 2008

3 Permulaan yang tertunda

Ada yang istimewa hari ini. penulisan bab I skripsi sebenarnya telah dimulai beberapa waktu lalu. Hanya saja masih setengah-setengah. Tapi kali ini kulihat dwi telah memulainya kembali. Kusebut ini Permulaan tertunda yang pertama. Ketika ditanya akan kemana pagi ini, ke kampus atau ke elsim? Tidak keduanya. Tapi dwi menjawab dengan mantap. "Ke tempatnya ka yusran!". Jelas disana tujuannya urusan skripsi. Kali ini dwi tidak main-main. Perjuangan telah di mulai kembali.

Siang hari ketika matahari yang terik berubah secara tiba-tiba karena tertutup awan hitam pertanda akan turun hujan (semiotika lagi nih…) langkah kaki ini baru saja tiba dari kampus dengan setengah berlari. Pintu kamar fajar tertutup. Dengan sedikit mendorong sedikit akhirnya terbuka. Terlihatlah dengan nyata dari dalam kamar sesosok yang sangat dikenali dengan setumpuk buku di seklilingnya dan gerakan khas orang mengetik di depan notebook, fajar. Raut muka yang serius itu terhenti sejenak. Tersenyum sebentar kemudian meneruskan pekerjaan mengetiknya lagi. Tidak perlu ditanya untuk mengetahui apa yang sedang diketiknya. Sudah pasti itu bab I skripsinya mengenai studi etnografi wartawan di warung kopi. Ada hal menarik dari penelitiannya tersebut. “ketika meja redaksi berpindah ke warung kopi” begitu kata fajar meyakinkan kami tentang rencana penelitiannya tempo hari yang sampai pada keputusan terakhir dengan judul “berita dari sudut warung kopi’ (studi etnografi wartawan) keren khan…?

Hal ini sangat tepat disebut Permulaan kedua dari 3 permulaan yang sempat tertunda.

Matahari terus condong ke barat. Terik matahari pelan-pélan diganti dengan kesejukan. Fajar yang memutuskan beristirahat sementara dari kegiatan mengetiknya kini digantikan dengan semangat syukri untuk menonton film Mr. Brooke di notebook yang tadi dipakai mengetik itu.

“ke rumahnya kak mul deh”, fajar berinisiatif. “telpon dulu kak” dwi menimpali. Tak berapa lama fajar memencet-mencet nomor telpon Pak Mulyadi Mau, dosen kami yang di rekomendasikan untuk menjadi pembimbing bagi fajar, tapi biasanya dipanggil kak mul..

“saya dengar-dengar kita sakit kak mul?” begitu fajar membuka obrolannya dengan kak mul. Setelah itu lebih kepada si fajar sendiri yang mengerti arah pembicaraannya dengan kak mul. Tapi intinya fajar tidak jadi ke rumahnya kak mul sore itu karena menjelang malam.

Rupanya informasi tentang sakitnya Kak Mul yang sempat ditanyakan fajar sewaktu menelpon tadi sebenarnya adalah anaknya kak syam yang sakit. Dan sementara ini dirawat di RS grestelina. Inilah yang menjadi jembatan pertemuan kita dengan peristiwa “3 permulaan yang tertunda” yang terakhir

“kalau begitu kita jenguk anaknya kak syam yuk” ajakku kepada fajar.

“saya juga mau pergi kesana tapi…..” fajar ragu

“kenapa?” heran biasanya fajar semangat kalau ke rumahnya kak syam

“saya pergi kesana dengan ‘revolusi’, janjianka’ di depan sebentar malam” fajar menjelaskan dengan sedikit malu-malu.

Sampai disini "permulaan yang tertunda ketiga" telah diketahui dengan jelas.

3 Perjuangan telah dimulai kembali

Tidak ada komentar: