Sabtu, 16 Agustus 2008

Warung-warung yang berdatangan

Wajah samping warnet xtranet kini tidak lagi sepi. Disitu kini berdiri sebuah warung COTO. “Coto Tamalanrea”, begitu yang tertulis di spandukya. Perasaan saya mengatakan, bahwa pernah melihat warung ini disuatu tempat yang lain. Tapi dimana ya?

Ooo.. saya ingat, lokasi warung ini sebelumnya berada di seberang jalan depan xtranet ini. Tempatnya dekat dengan service monitor dan mercedez benz. Entah mengapa warung itu pindah kemari. Saya pernah makan di warung itu dua kali bersama ilo dan fajar. Memang cita rasa coto warung itu sangat kental dank has. Tak heran warung tersebut tidak pernh sepi pembeli, bahkan sampai larut malam. Saya mengetahui kelarisan warung itu karena waktu saya dan ilo makan disana pada waktu dini hari ketika ilo baru tiba malamnya dari Jakarta. Suasana makan coto waktu itu masih ramai, terutama ada gerombolan cewe-cewe ABG kaya yang baru pulang dari diskotik. Kebetulan malam itu adalah malam minggu.

Dari kabar yang saya dengar tadi, ketika sedang makan onde-onde kiriman dari pemilik warung itu, katanya senin besok adalah grand openingnya. Wah,… saya jadi ingin cepat makan coto.

Onde-onde kiriman tadi kami (ka anwar, ka sri, ardi dan saya sendiri) santap sambil berbincang-bincang. Rupanya warung coto itu kena gusur. Pemerintah kota ingin membangun sesuatu di bekas warung itu. Sesekali saya melongok keluar melihat persiapan yang sedang dilakukan pemilik warung tadi. Sempat juga saya melihat mas dandi, penjual sari laut di depan SD bung sedang semangat menggali lubang di sebelah warung coto tadi. Kenapa lagi mas dandi ada disitu ?

Ooo.. lagi-lagi mas dandi ternyata terkena gusur juga. Sepengetahuan saya, di wilayah yang ditempati mas dandi tersebut terdapat banyak penjual makanan. Termasuk nasi goring sabili dan pangsit serta penjual sari laut lainnya. Jika mereka kena gusur, sebenarnya proyek apa yang yang sedang dikerjakan pemerintah kota makassar? Apakah demikian pentingnya sehingga lapangan kerja masyarakat harus terenggut lagi? Justru yang sangat parah adalah kabar terakhir yang saya dengar dari ka sri beberapa saat lalu. Ternyata SD bung itu akan menjadi area penggusuran juga. “ini mi kerjanya pak ilham” ujar ka sri ketus. “na jual tanahnya makassar sama orang cina. Itu karebosi, tanah keramat milik leluhur, sekarang dijual sedeng..” ungkap ka sri masih semangat mengkritik kebijakan pak walikota itu.

Bayangkan tempat belajar anak-anak tumpuan harapan bangsa di masa yang akan datang harus digantikan dengan ruko-ruko hanya demi segepok uang dengan dalih pembangunan dan peremajaan kota.

Program kesejahteraan yang bagaimana sebenarnya maksud pak ilham ini?

Saya tidak habis pikir, dengan keadaan sekarang, dia masih juga pede untuk maju lagi sebagai calon walikota.

Aneh memang….

Saya jadi teringat ungkapan dalam sebuah buku yang saya lihat sekilas (saya lupa bukunya)

“Kalau sudah mengenai uang, maka semua orang sama agamanya”

Tidak ada komentar: