Senin, 21 Juli 2008

Dan Yayuk pun berlalu.....

Pagi ini ketika saya pulang ke pondokan agak siang-siang. dwi menyapa : "hai.. sudah dengar kabar dari kampus ? yayuk 07 meninggal." seolah ingin memberiku kesempatan mencerna informasi ini, dwi terdiam sesaat. Kemudian dia melanjutkan, "Dia seperti mamaku, leukimia. Leukimia, salah satu penyakit yang bisa di maafkan. Karena memang susah ada harapan untuk kembali normal. memang sih bisa bertahan beberapa waktu saja, tapi itupun dengan kemoterapi. yang berupa pencangkokan sumsung tulang belakang. salah satu bentuknya ya disuntik di bagian belakang, dan itu sakiiiit sekali. Untung mamaku tidak sempat mengalaminya". dwi terkenang kembali mamanya, tapi tidak sedih saya tahu dia tegar. setegar saat ini ketika mendengar salah satu adik angkatannya yang pergi mendahuluinya.

Yayuk adalah salah seorang anak komunikasi yang masuk pada tahun 2007 kemarin. dari sikapnya saya tahu dia pintar. Meskipun logat bandungnya yang masih kental, dia tetap berusaha menyesuaikan dengan teman-teman angkatannya. kadang terdengar lucu memang jika berlogat makassar. Ada nada tarikan suara yang menurut saya aneh sekaligus lucu yang terdengar bila dia mencoba berlogat makassar.

Dalam kehidupan sehari-hari di kampus menurut penglihatan saya, terkadang yayuk suka menyendiri. dan beberapa kali memang saya melihatnya berjalan terpisah dari teman-temannya. "suka aja keliling-keliling sendiri" ketika kutanya kenapa tidak bersama yang lain. Suatu ketika saya juga berpapasan dengannya sedang bersama senior dari jurusan antropologi angkatan 99, yang ternyata telah berofesi menjadi Guru SMA. dan kebetulan dia sempat mengajar yayuk pelajaran komputer di SMA-nya. Kami sempat bicara panjang lebar tentang masa lalu di kampus ini. Soal Bagaimana ospek dan kehidupan di himpunan seperti bermalam bersama, kebetulan saya dulu juga dekat dengan anak-anak di antropologi. Yayuk menyimaknya dengan semangat sambil-membanding-bandingkan dengan keadaan sekarang. Dia hanya termenung ketika di ceritakan bahwa parang, busur, dan panah serta senjata tajam lainnya mudah di temukan di dalam tas mahasiswa apabila pergi ke kampus. "Buat jaga-jaga" kata senior antropologi itu.

"Tadi pagi meninggalnya dan siang ini sudah di bawa ke bandung" ucapan dwi membuyarkan lamunan saya sejenak.

Apa yang bisa menahan keinginan yang punya apabila Dia ingin mengambilnya kembali ?

Kita hanya tinggal menunggu waktu saja.

Selamat jalan Yayuk, kau selalu hadir di dalam semangat kami.

Tidak ada komentar: