Rabu, 16 Juli 2008

Rencana Besar

Ini bukan salah satu judul lagu band padi pada album terakhir yang beberapa waktu lalu dirilis.

Pada hari ini ada beberapa hal yang patut dicatat dalam goresan kehidupan di sekitar ku. Abang rahmad yang baru datang dari palu untuk melanjutkan studinya di pasca sarjana unhas,berbagi beberapa rencananya ke depan. Seiring dengan perkembangan teknologi yang kian cepat khususnya internet, maka abang tertarik untuk meramaikan dunia maya dengan mengusung sebuah website. Perencanaan untuk pengelolaannya tadi menjadi topik utama. Dengan bertujuan untuk pendidikan dan pembelajaran bersama, maka anak kosmik yang ada di pasar tadi termasuk beberapa kekuatan 9 naga turut hadir dan diminta bergabung pada lembaga yang akan mengurusi website ini nanti. Sosok nida yang disebut-sebut untuk menempati posisi manajemen, kemudian ada dwi saraswati pada divisi perpustakaan dan emma telah dipersiapkan untuk menjadi ketua nantinya. Alasannya sederhana, ”emma itu tegas untuk hal-hal tertentu” tandas abang dengan penuh semangat. Meskipun sempat diwarnai tawa dan calla, pembicaraan ini akhirnya berujung pada penyusunan agenda selanjutnya yaitu pembentukan divisi utama, bentuk konkret website ini nantinya, serta rapat konsolidasi selanjutnya pada hari sabtu sekitar pukul 12 siang. Kak riza yang sempat hadir pun turut memberikan dukungan dan semangat serta sempat pula mentraktir kami semua.

Matahari mulai tenggelam tapi sinarnya masih terasa panas. Bersama dwi dalam perjalanan pulang ke pondokan, kami masih sempat membicarakan rencana abang tadi. Dwi juga membahas tanamannya yang baru dibeli kemarin di Mtos yang wujudnya sangat aneh. Mirip tanaman talas, hanya saja lebih kecil atau tepatnya mungil. Mungkin bisa disebut bonsai talas. Rencana dwi sampai di pondokan dia akan menyiramnya di alam terbuka dan memberikan sinar matahari yang cukup untuk fotosintesis tanaman itu. ”Untuk bisa berhasil, kita tidak harus bekerja di kantoran dengan gaji 2 juta tapi bersedia untuk di marah-marah sama atasan.” kata dwi kemarin sambil memandang bonsai talas yang ada di depannya. ”kalau perlu saya akan menanamnya dan menjadikannya ladang usaha. Banyak kok orang yang sukses tanpa perlu kena marah-marah dari atasan”
”besok harus ke cendrawasih meliput tentang sepeda disana” lanjut dwi. Samar-samar mulai terlihat atap khas pondok telaga safar yang diterpa sinar matahari sore, ah satu kata untuk melukiskannya, INDAH.



Tidak ada komentar: