Sabtu, 15 November 2008

Andai saja

Andaikan kemarahan maupun kesedihan yang selalu berupa pukulan tendangan tikaman pisau atau pun hujaman pedang, maka aku akan memilih dalam bentuk kata-kata ini saja.

Andaikan kita tak pernah bertemu
Andaikan beras di kamar waktu itu tidak pernah habis sehingga memaksaku memintanya pada kakak mu
Andaikan aku tidak ikut berlibur di kampung itu naik motor bersama saudara mu
Andaikan engkau tidak menyuruh ku mengambil air seember untuk keperluan mengepel dapur
Andaikan engkau tidak pernah menanyakan cantikkah alismu kalau dicukur ketika lulus SMP dulu ?
Andaikan aku tidak usah ikut UMPTN saja
Ah…Andaikan kita tidak pernah bertemu….

Tapi… aku bersyukur kita bertemu
Malah sangat bersyukur
Aku lebih merasa mengerti banyak hal seperti indahnya sebuah lagu,
sedikitnya beras, sulitnya fakir miskin, arti hemat bagi sebagian orang
beratnya buruh bekerja, kebahagiaan seorang ibu menyusui bayinya,
terik mentari yang dirasakan daeng becak dan penjaja roti,
sakit hati seorang kekasih ketika di khianati, kebutuhan seorang wanita akan kasih sayang di mana pun itu, dan tentu saja AGNES MONICA.

Namun sampai saat ini pun aku selalu tak pernah mengerti akan dirimu
Seperti Sigmund freud yang tidak pernah mengerti akan wanita
Seperti juga dirimu sendiri yang mungkin tidak mengerti akan pribadimu

Meskipun begitu, aku akan selalu mencoba,…mencoba dan mencoba
Berusaha mengerti akan dirimu
Baik kau tahu maupun tanpa kau tahu
Baik bersamamu atau pun tanpa mu
Baik waktu hidup ku hingga mati ku

Karena kau (tiga huruf)

Tidak ada komentar: