Jumat, 28 Agustus 2009

Puasa hari ke tujuh, rumah dan sebuah keputusan

Tidak sedikit orang menginginkan rumah, karena disitulah tempat menyimpan segala. Rasa senang sekaligus kecewa. Rindu dan benci juga bisa ditampung. Apalagi persoalan sakit hati dan memendam rasa. Pada rumah semua itu bisa kita timpakan. Dia tidak akan melawan, apalagi sampai meninggalkan kita.

Tetapi terkadang, sering kita meninggalkan rumah. Karena mungkin rumah kita tidak sebagus milik tetangga. Atau mungkin ada debu yang mengakibatkan wajah rumah itu menjadi bahan celaan orang lain terhadap kita.

Maka, diperlukan sebuah pertimbangan yang matang ketika kita akan menutup pintu rumah dan meninggalkannya sendirian atau sekalian saja meratakannya dengan tanah. Semoga keputusan itu benar benar beralasan.




Tidak ada komentar: