Jumat, 11 September 2009

Puasa hari keduapuluh, kau dan lelaki yang berhati intan

Yang ada pada dirinya hanyalah keikhlasan
Walau tak selalu ditunjukkannya
Tapi dapat kupastikan dari setiap gerak geriknya yang mengundang tawa
Ada rasa tulus untuk membahagiakan setiap orang
Apalagi terhadapmu
Namun justru sikap itulah yang kadang digunakan orang untuk memanfaatkannya
Dan sekali lagi, ia tetap tersenyum
Ketika kau memalingkan muka
Maka dengan senyumannya ia mengantar kepergianmu
“aku belum pantas untuknya, dia terlalu istimewa” katanya
Dan ketika kau memutar badanmu memilih untuk pergi sewaktu kalian bertemu,
“kami seperti yang di film hancock, ketika dua belahan hati bertemu maka akan sekarat satu sama lainnya” begitu dia menghibur hatinya
Dia yang selalu mengambil jalan lain jika melihatmu dari jauh karena takut kau akan marah bila melihat mukanya
Dia yang pernah menatapmu dari jutaan kilometer jauh di tempatnya berdiri pada saat kau tengah tertidur di kasur empukmu, dan meyakini bahwa kau sedang segaris dengannya
Dia yang selalu mempersiapkan helm kecil di motornya untukmu, walau mungkin kau tak pernah naik diatasnya, karena dia memilih untuk tidak mengajakmu daripada kau malu nantinya
Dia yang selalu mengingatkanmu untuk berdamai dengan kesehatanmu, walau kau mengacuhkannya
Jika dirimu sangat keras, maka hatinya sebenarnya lebih keras lagi
Hatinya seperti intan, yang sangat keras menyayangimu walau ditempa oleh apapun
Tetapi ketika hancur maka akan tampak lebih bersinar dari apapun
Mungkin dirinya pernah sedikit mengalihkan duniamu, tapi baginya kau adalah dunianya
(afgan)

Pada akhirnya ketika semua itu berlalu begitu saja, ternyata kau terlalu istimewa, katanya.
Dia yang selalu merindukanmu bagaimana pun keadaanmu

Anggap saja aku mengkhayal
Tapi aku tak bohong

Katamu : vintage all the time
Tapi baginya : But even so......... (ah, kurasa kau tahu kelanjutannya…)





Tidak ada komentar: