Senin, 15 September 2008

Puasa hari kelimabelas, "rabu nanti arya ujian..."


Ketika tiba di pasar siang ini yang telah dipadati para naga yang tengah sibuk mengurusi tugas akhir masing-masing, aku melihat arya sedang mempersiapkan beberapa map plastic merah yang berisi semacam paper. Arya mengatakan itu adalah laporan akhir skripsinya yang berwujud film documenter. Rupanya rabu nanti arya akan menghadapi ujian meja dan siang ini akan pergi mengantarkan undangan sekaligus film documenter ke rumah para penguji dan pembimbingnya. Aku menawarkan menemaninya dan ia pun menyambut baik tawaranku. Bergegas kami menuju pewe (pariwisata) tempat motor milik ridho yang tadi sudah dipinjam arya akan kami pakai.

Bertolak dari depan pewe kami menuju deanet untuk mengambil helm kecil. Selanjutnya kami memulai perjalan mengantar undangan ini dengan tujuan pertama adalah stikom fajar, tempat Ka Ompe’(pak akbar) berada. Hari sudah menjelang sore ketika motor thunder yang kami kendarai memasuki daerah parkir Stikom Fajar yang telah berubah nama menjadi UNIFA (universitas fajar) ini. Ka ompe kebetulan melaksanakan shalat ketika kami tiba, jadi Beliau mempersilahkan kami mnuggu sebentar.

Setelah undangan untuk ka ompe diserahkan, kami pun kembali ke tamalanrea menuju perumahan dosen. Disitu ada dua tempat tujuan kami. Yaitu rumah kak mul (Pak mulyadi mau) dan pak edi (pak edy soedjono). Rumah kak mul terletak di ujung jalan bersebelahan dengan rumah pak mursalim, blok dan nomornya aku lupa. Yang jelas di depan rumah kak mul ada sebuah mesjid, dan tak jauh dari situ juga terletak rumah kak soni. Ketika pintu dibuka, ternyata kak mul yang langsung membukakan pintu rumahnya. Beliu terlihat kecapean di tengah suasana sore yang masih agak panas ini. kak mul memang masih sakit-sakitan beberapa tahun belakangan ini. tetapi semangatnya dalam mentransformasikan ilmu kepada kami tidak pernah surut. Meskipun sangat dipahaminya bahwa gaji seorang dosen tidaklah seberapa. Kami sempat berbincang sedikit menenai keadaan jurusan ilmu komunikasi hingga nasib laboratorium yang memprihatinkan itu.

Lambaian tangan kak mul bersama arif, anaknya yang bungsu masih terlihat ketika motor kami meninggalkan rumahnya. Deru halus motor itu mengiringi perjalanan kami mnuju tujuan selanjutnya yaitu rumah pak edi. Aku tahu persis rumah pak edi, karena sejak zaman kak adol (kosmik 97) masih kuliah aku sudah di perlihatkan sewaktu mengantar undangan yang sama seperti saat ini. Rumah tersebut berpagar besi berwarna hijau. Di samping rumah, bertengger mobil kijang inova berwarna krem. Dari situ kami tahu bahwa pak edi sedang berada di rumah. Kami pun melangkah masuk di dahului oleh arya. Aku menyusul kemudian ketika melihat istri pak edi sudah membukakan pintu. Tidak lama kemudian pak edi muncul dan menerima langsung undangan tersebut. Arya sempat menanyakan nomor hp pak subhan yang juga menjadi penguji nanti. Karena rumah pak subhan tidak diketahui pasti. Setelah arya menerima nomor dari pak edi dan mnelpon pak subhan, ternyata saat itu ia berada di rumahnya yang berada di BTP. Aku tahu rumah itu karena beberapa waktu lalu, aku bersama khalid mencari pak subhan untuk keperluan perbaikan nilai.

Rumah pak subhan yang di BTP terletak di blok A bernomor 633. rumah itu mudah di dapat karena tidak jauh dari jalan utama BTP. Ketika kami sampai disana ternyata pak subhan sedang keluar sebentar. Jadi kami menitipkannya pada istrinya karena arya sudah memberitahukannya kepada pak subhan.

Sebenarnya tujuan selanjutnya adalah rumah pak nadjib, tetapi arya akan mengantarkannya bersama ecy malam hari nanti, jadi hari ini pak subhan menjadi tujuan terkahir kami. Motor yang kami tumpangi diarahkan arya kembali ke kampus.

Aku pun kembali ke pondokan dan selajutnya menuju warnet karena telah gelap.

Hal pertama yang aku lakukan adalah berdoa untuk arya untuk hari rabu nanti. Insya Allah, Tuhan selalu membukakan pintu-pintu rahmatnya bagi para penuntut ilmu begitu pula sayap-sayap malaikat yang dibentangkan.

Tidak ada komentar: